iklan space 728x90px

Pembelajaran Kontekstual, Kooperatif Dan Langsung

Keberhasilan proses pembelajaran di sekolah antara lain ditentukan oleh ketepatan pemahaman guru terhadap perkembangan peserta didik. Pemahaman terhadap perkembangan peserta didik tersebut, dapat menjadi dasar bagi pengembangan strategi dan proses pembelajaran yang membantu peserta didik mengembangkan perilaku-perilakunya yang bau.

Perkembangan murid meliputi konteks fisik, kecerdasan, emosi, sosial, kepri-badian dan kultural. Kenyataan menunjukan bahwa pada setiap peserta didik memiliki karakteristik pribadi atau perilaku yang relatif berbeda dengan peserta didik lainnya. Keragaman perilaku ini mengandung implikasi akan perlunya data dan pemahaman yang memadai terhadap setiap peserta didik.

Untuk menunjang sistem proses pembelajaran yang sudah dipaparkan seperti di atas, maka guru perlu mempelajari, mengetahui dan memahami yang dimaksud dengan pembelajaran kontekstual, kooperatif dan langsung.

Berikut ini adalah sistem pembelajaran kontekstual, kooperatif dan langsung:
1. Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual bertujuan membantu peserta didik memahami makna dan materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengaitkan materi pelajaran tersebut dengan konteks-konteks kehidupan peserta didik sehari-hari (konteks fisik, kecerdasan, emosi, sosial, kepribadian, dan kultural), sehingga peserta didik memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari suatu permasalahan lain dan dari satu konteks ke konteks lainnya.

Pola pembelajaran kontekstual sangatlah berbeda dengan pembelajaran konvensional yang selama ini guru kenal sebagaimana tergambar dalam tabel berikut ini:

Konvensional
Kontekstual
Pemilihan terfokus pada satu bidang (disiplin) tertentu.
Cenderung mengintegrasikan beberapa bidang (disiplin).
Memberikan tumpukan informasi kepada peserta didik sampai pada saatnya diperlukan.
Selalu mengingatkan informasi dengan pengetahuan awal yang dimiliki peserta didik.
Penilaian hasil belajar hanya melalui kegiatan akademik berupa ujian atau ulangan.
Menerapkan penilaian autentik dalam penerapan praktis dalam pemecahan masalah.

Pembelajaran kontekstual pertama kali diajukan pada awal abad 20 (khususnya USA) oleh John Dewey yang menyatakan maksud bahwa kurikulum dan metode mengajar terkait dengan pengalaman dan minat peserta didik.

2. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif bertujuan agar terjadi kerjasama yang harmonis dan dinamis antara guru dengan peserta didik ataupun antar peserta didik yang terlibat dalam proses pembelajaran.

Terdapat fase-fase dalam pembelajaran:

Konvensional
Kontekstual
Pemilihan terfokus pada satu bidang (disiplin) tertentu.
Cenderung mengintegrasikan beberapa bidang (disiplin).
Memberikan tumpukan informasi kepada peserta didik sampai pada saatnya diperlukan.
Selalu mengingatkan informasi dengan pengetahuan awal yang dimiliki peserta didik.
Penilaian hasil belajar hanya melalui kegiatan akademik berupa ujian atau ulangan.
Menerapkan penilaian autentik dalam penerapan praktis dalam pemecahan masalah.
Terdapat empat pendekatan yang seharusnya merupakan bagian dari kumpulan strategis gum, seperti yang diuraikan berikut ini:
a.  Student Teams Achievement Divison (STAD)
STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawannya di Universitas John Hopkins dan merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana.

b. Jigsaw
Jigsaw telah dikembangkan dan diuji coba oleh Eliot Aronson dan kawan-kawannya di Universitas Texas dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawannya di Universitas John Hopkins.

Dalam penerapan Jigsaw, peserta didik dibagi berkelompok dengan 5 atau 6 anggota kelompok belajar. Materi pembelajaran diberikan kepada peserta didik dalam bentuk teks.

c. Investigasi Kelompok
Investigasi kelompok mungkin merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling kompleks dan paling sulit untuk diterapkan. Model ini dikembangkan pertama kali oleh Thelan. Dalam perkembangan selanjutnya model ini diperluas dan dipertajam oleh Sharan dan kawan-kawannya dari Universitas Tel AVIV.

Berbeda dengan STAD dan Jigsaw, peserta didik terlibat dalam perencanaan baik topik yang dipelajari dan bagaimana jalannya mereka. Pendekatan ini juga memerlukan norma dan struktur kelas yang lebih rumit dari pada pendekatan yang berpusat pada guru.

d. Pendekatan Struktural
Pendekatan terakhir dalam pembelajaran kooperatif telah dikembangkan oleh Spencer Kagen (1993). Meskipun memiliki banyak persamaan dengan pendekatan yang lain, namun pendekatan ini memberi penekanan pada penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengainhi pola interaksi peserta didik.

3. Pembelajaran Langsung
Pembelajaran langsung atau pembelajaran tatap muka adalah jenis pembelajaran konvensional yang selama ini digunakan dalam menyampaikan isi pelajaran kepada peserta didik.

Terdapat beberapa fase-fase yang sering dilakukan dalam pembelajaran langsung, sebagai berikut:
Konvensional
Kontekstual
Pemilihan terfokus pada satu bidang (disiplin) tertentu.
Cenderung mengintegrasikan beberapa bidang (disiplin).
Memberikan tumpukan informasi kepada peserta didik sampai pada saatnya diperlukan.
Selalu mengingatkan informasi dengan pengetahuan awal yang dimiliki peserta didik.
Penilaian hasil belajar hanya melalui kegiatan akademik berupa ujian atau ulangan.
Menerapkan penilaian autentik dalam penerapan praktis dalam pemecahan masalah.

Setiap peserta didik memiliki perbedaan antara satu dan lainnya, disamping persamaannya. Perbedaan menyangkut kapasitas intelektual, keterampilan, motivasi, persepsi, sikap, kemampuan, minat, latar belakang kehidupan dalam keluarga, dan lain-lain. Perbedaan ini cenderung akan mengakibatkan adanya perbedaan pula alam belajar peserta didik baik dalam kecepatan belajarnya maupun keberhasilan yang dicapai peserta didik itu sendiri.

Pada prinsipnya peserta didik diharapkan aktif dalam arti positif, misalnya berani bertanya dan berani mengemukakan pendapat, dan dapat berkonsentrasi penuh pada saat-saat tertentu.
Maman Malmsteen
Maman Malmsteen Aktif menulis sejak tahun 1986 di media massa. Menjadi announcer di Radio Fantasy 93,1 FM sejak tahun 1999. Menjadi Blogger sejak tahun 2010. Sekarang aktif sebagai Content Writer untuk beberapa Blog/Website.

Posting Komentar untuk "Pembelajaran Kontekstual, Kooperatif Dan Langsung"

Follow Berita/Artikel Jendela Informasi di Google News