iklan space 728x90px

Kenali Ciri-ciri Stroke Pada Bayi

Jendela Informasi - Orangtua terkena stroke adalah peristiwa yang sering kita dengar. Namun ternyata, anak-anak pun bisa terkena stroke. Bahkan, bayi di dalam kandungan atau bayi baru lahir pun bisa! Jangan lengah, kewaspadaan orangtua tentu diperlukan untuk masa depan anak yang sehat dan menjadi insan berkualitas baik.

Stroke adalah salah satu kondisi yang istilahnya sering kita dengar. Biasanya, pengalaman itu terjadi pada orang berusia dewasa ataupun lanjut usia. Tanda-tanda fisiknya pun terlihat, yaitu ketika sebagian anggota tubuh menjadi tidak berfungsi.

Namun, stroke yang merupakan kondisi adanya gangguan peraliran darah ke otak itu bisa terjadi juga pada anak-anak. Bahkan, saat bayi masih di dalam kandungan pun, stroke bisa terjadi. Dan, ternyata, ada beragam jenis stroke yang mengintai bayi dan anak.

Jenis stroke yang paling banyak terjadi pada bayi adalah stroke karena ada gangguan pembekuan darah. Rata-rata, itu terjadi pada bayi berusia 1-3 bulan. Gangguan pembekuan darah itu menimbulkan perdarahan di otak yang spontan. Tidak ada kecelakaan, tidak ada infeksi, tahu-tahu perdarahan. Perdarahan ini terjadi karena beberapa faktor penyebab, tapi kebanyakan karena defisiensi vitamin K.

Vitamin K tersebut memang satu hal yang sangat penting untuk bayi baru lahir. Vitamin K memiliki peran penting untuk proses pembekuan darah. Oleh karena itu, saat bayi lahir, prosedur tetap yang harus dilakukan adalah segera memberikannya vitamin K. Orangtua pun harus memeriksakan atau menanyakan apakah bayi yang dilahirkannya sudah mendapatkan vitamin K demi pencegahan perdarahan.

Apakah ada tanda-tanda kalau bayi mengalami stroke? Jawabannya, iya. Gejalanya diperlihatkan oleh sang bayi meskipun dia belum bisa berbicara. Awalnya, bayi akan menangis terus-menerus tanpa henti karena ia sebenarnya sedang mengalami sakit di kepala tapi tidak bisa menyampaikannya. Saat ingin disusui, bayi menolak.

Gejala lainnya adalah bayi terlihat selalu lemas dan tidak bergairah. Bahkan, lama-kelamaan, kondisi bayi seperti mengalami penurunan kessadaran. Dia akan selalu tidur bahkan tidak akan bangun ketika badannya digoyangkan.

Bayi baru lahir memang bawaannya ingin tidur terus, tapi kalau tidur sepanjang hari ya salah juga. Kalau sudah tidak rewel lagi dan tertidur terus ini sudah sangat bahaya, harus segera dibawa ke dokter.

Sebelum kesadarannya menurun orangtua sebenarnya sudah bisa mewaspadai. Salah satu caranya adalah dengan meraba ubun-ubun sang bayi yang secara ajaib diciptakan Tuhan dengan kondisi masih terbuka untuk mengetahui apakah ada sesuatu di dalam kepalanya.

Saat meraba ubun-ubun, orangtua harus bisa merasakan apakah ia terasa cembung, tegang, dan keras. Bila diandaikan, tingkat kekerasannya seperti balon yang hampir pecah karena tekanan dari dalam. Kalau hasil perabaan menunjukkan demikian, orangtua harus segera menyadari ada masalah untuk diperiksakan ke dokter.

Saat sang bayi sudah menjalani proses medis, sayangnya, gejala sisa tetap ada. Karena, pada dasarnya, bayi sangat rentan sehingga tidak boleh mengalami kejang, tidak boleh mengalami penurunan kesadaran, dan tidak boleh mengalami hambatan aliran darah serta oksigen ke jaringan otak. Gejala sisa atau dampak lanjutannya adalah retardasi mental atau adanya keterlambatan tumbuh kembang sang anak.

Selain stroke karena perdarahan, anak-anak juga bisa mengalami stroke karena penyumbatan aliran darah ke otak. Penyumbatan itu diistilahkan sebagai moya moya, istilah dari bahasa Jepang yang artinya kabut.

Istilah kabut itu diberikan karena hasil pengecekan pembuluh darah di otak seperti layaknya kabut. Potret pembuluh darah memperlihatkan pembuluh darah yang ukuran kecil lalu menghilang jejaknya seperti awan yang berkabut.

Ini sering kali tidak disadari oleh orangtua. Gejalanya, tiba-tiba anak tidak bisa menggerakkan salah satu kaki atau tangannya. Bila terlihat bagian tubuh anaknya yang aktif kiri saja, anak dikira kidal. Padahal, itu terjadi karena anggota gerak bagjan kanan mengalami kelemahan. Awal-awalnya, itu hanya terjadi sesaat dan membaik dalam waktu sehari.

Karena kondisi yang membaik, orangtua pun urung membawa anak ke dokter. Padahal justru saat itulah anak harus segera dibawa ke dokter karena itu merupakan gejala stroke awal. Bila sang anak dibawa ke dokter pada saat sudah terulang gejalanya, dikhawatirkan kelumpuhannya akan permanen.

Bila anak diperiksakan ke dokter pada gejala awal, pemeriksaan yang dilakukan adalah untuk membuktikan apakah ada moyo moya atau penyumbatan pembuluh darah di otak. Bila iya, operasi bisa dilakukan segera untuk memperbaiki penyumbatan tersebut.

Sekali lagi, pekerjaan rumah para orangtua ditambah. Akan tetapi, itu tentunya bukan tanpa tujuan karena kewaspadaan dan pencegahan selalu lebih baik dibandingkan dengan anak-anak kita yang merupakan generasi masa depan harus mengalami dampak negatif akibat kurangnya kewaspadaan orangtua. [Source :  Vebertina Manihuruk PRM 29/01/2017]
Maman Malmsteen
Maman Malmsteen Aktif menulis sejak tahun 1986 di media massa. Menjadi announcer di Radio Fantasy 93,1 FM sejak tahun 1999. Menjadi Blogger sejak tahun 2010. Sekarang aktif sebagai Content Writer untuk beberapa Blog/Website.

Posting Komentar untuk "Kenali Ciri-ciri Stroke Pada Bayi"

Follow Berita/Artikel Jendela Informasi di Google News