iklan space 728x90px

Cara Mengatasi Nyeri pada Bokong dan Faktor Penyebab Nyeri pada Bokong


Jendela Informasi - Saat asyik beraktivitas, tiba-tiba bagian bokong terasa nyeri. Rasa nyeri semakin menjadi, baik ketika berdiri maupun sewaktu naik tangga. Seiring bertambahnya waktu, rasa nyeri semakin terasa dengan frekuensi yang lebih sering sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Apa yang terjadi?

Sebagai bagian dari gerakan yang dilakukan setiap hari, sendi secara terus-menerus berhadapan dengan risiko tekanan dan kerusakan. Salah satu nyeri sendi yang kerap terjadi yaitu nyeri pada sendi sacroiliac. Orang awam sering menyebutnya sebagai nyeri pada bokong.

Sendi sacroiliac menghubungkan tulang belakang bagian bawah dengan panggul. Tugasnya dalam tubuh manusia cukup krusial, sebagai transisi ke bagian panggul, pembagj beban tubuh, serta penyeimbang postur tubuh. Bayangkan jika ada gangguan di bagian ini.

Orang yang menderita nyeri sendi sacroiliac akan dapat merasakan ketidaknyamanan, misalnya, ketika membengkokkan badan atau berdiri setelah duduk dalam waktu yang lama. Rasa nyeri akan dapat menjalar ke persendian lain, menyebabkan ketidakmampuan melakukan kegiatan-kegjatan fisik.

Terganggunya sendi sacroiliac bisa dideteksi dengan rasa nyeri terutama pada bagian bokong (bisa bokong bagian kanan, kiri, atau keduanya), bagian bokong sedikit ke atas, paha samping bagian luar, atau sedikit ke depan, hingga menjalar pada bagian selangkangan.

Nyerinya terasa cukup dalam. Lokasinya bisa saja agak samar, tapi kebanyakan berada di area tersebut. 

Berdasarkan data epidemiologi pada 2007, jumlah kasus nyeri sendi sacroiliac sekitar 27% dari pasien yang mengeluhkan nyeri pinggang. Nyeri yang disebabkan oleh peradangan pada saraf, terjadi selama beberapa waktu tetapi berulang. Terutama, ketika orang tersebut melakukan postur gerakan yang sama. Misalnya, ketika berdiri lama, menumpu berat badan pada salah satu kaki, naik tangga, melakukan langkah yang panjang, atau postur tubuh yang terlalu ekstrem.

Nyeri pada bokong bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Misalnya, kelainan bawaan tulang belakang, usia lanjut, kehamilan yang segera membaik setelah selesai masa kelahiran, penderita obesitas, serta peradangan. Nyeri juga bisa disebabkan oleh cedera akibat kecelakaan atau terjatuh yang dapat merusak sendi sacroiliac.

Kebanyakan pasien yang mengalami nyeri sendi sacroiliac disebabkan usia lanjut. Ada juga olah ragawan yang mengeluh nyeri karena posisi tubuh yang kurang tepat dan terjatuh saat latihan. 

Ketika seseorang berumur kian lanjut, mulai berlangsung pengeroposan pada tulang diikuti postur tubuh cenderung melengkung ke depan. Secara langsung tulang belakang dan bokong akan menyelaraskan dengan postur itu. Tekanan yang berlangsung menuju ke depan secara terus-terusan dapat mengakibatkan masalah pada sendi sacroiliac.

Penderita obesitas juga rentan menderita nyeri pada bokong karena bobot tubuh yang tidak optimal ditopang sendi sacroiliac dan adanya perubahan gaya berjalan. Untuk pasien obesitas, rasa nyeri semakin berkurang seiring dengan penurunan berat badan. Bisa juga terjadi pada penderita yang pernah mengalami serangan stroke yang disertai kelemahan anggota gerak.

Mengevaluasi Nyeri pada Bokong
Setelah mengalami keluhan nyeri pada bokong, pasien yang datang ke dokter akan menjalani proses rontgen, CT scan, dan MRI, untuk mengetahui derajat kerusakan tulang.

Ada empat tingkatan kerusakan sendi sacroiliac, dengan grade 4 yang paling parah. Pada sendi yang normal, permukaannya berbentuk rata. Saat mengalami gangguan, permukaannya menjadi tidak rata sehingga menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.

Antarsendi itu kan memiliki jarak. Semakin parah, sendi itu akan semakin menyatu atau bergabung. Oleh karena itu, akan makin terasa sakit. Ketika nyeri datang, tak ada yang bisa dilakukan selain berbaring. Pada tingkatan yang lebih lanjut, dokter biasanya memberikan obat pereda rasa nyeri.

Begitu pasien terdiagnosis akan diedukasi dulu mengenai penyakitnya. Apalagi, nyeri sendi sacroiliac adalah jenis penyakit yang lama dan berulang kalau tidak diobati segera, terutama di usia lanjut. Pasien benar-benar harus mengerti dan bekerja sama untuk meredakan gangguannya.

Untuk mengatasi nyeri pada bokong, dokter biasanya memberikan obat yang dibutuhkan pasien serta bekerja sama dengan dokter spesialis lain untuk mengendalikan penyakit lain yang terdeteksi bisa menyebabkan rasa nyeri.

Setelah satu bulan, rasa nyeri akan dievaluasi. Jika berkurang, dokter akan mempertahankan metode yang diterapkan. Akan tetapi, jika rasa nyeri tak juga berkurang, dokter akan menyarankan beberapa hal.

Pilihan pertama, menggunakan blok saraf tepi. Prosedur ini cukup efektif menghilangkan nyeri bergantung pada derajat gangguannya. Untuk mengetahui letaknya secara presisi, dokter menggunakan peralatan c-arm atau sonograph selama tindakan berlangsung.

Prosedur lain dengan radiofrequency atau menusukkan jarum radiofrequency. Prosedur-prosedur tersebut akan dipilih oleh dokter setelah diskusi dengan pasien dan bergantung pada derajat kerusakan tulang dan kondisi pasien.

Yang terbaru adalah terapi menggunakan laser. Keunggulannya adalah mempercepat penyembuhan saraf dan jaringan penunjang sekitar saraf yang mengalami gangguan, tentunya bergantung pada berat ringannya penyakit. 

Maman Malmsteen
Maman Malmsteen Aktif menulis sejak tahun 1986 di media massa. Menjadi announcer di Radio Fantasy 93,1 FM sejak tahun 1999. Menjadi Blogger sejak tahun 2010. Sekarang aktif sebagai Content Writer untuk beberapa Blog/Website.

Posting Komentar untuk "Cara Mengatasi Nyeri pada Bokong dan Faktor Penyebab Nyeri pada Bokong"

Follow Berita/Artikel Jendela Informasi di Google News