iklan space 728x90px

Say No To Alkohol

Jendela Informasi - Permulaannya cuma coba-coba agar dibilang gaya. Padahal resikonya menyangkut nyawa. Minuman beralkohol memang berbahaya kok malah dibilang lambang pergaulan.

Alkohol yang rumus kimianya C2H2OH5(ethyl alcohol) memang bisa menyebabkan kepala pening dan pada puncaknya mengakibatkan rasa mual yang diikuti muntah. Setelah itu kaki seakan tak kuat menyangga tubuh.

Saat menenggak minuman keras, reaksi seperti kepala pening dan rasa mual tidak muncul seketika. Alkohol yang masuk mula-mula mengalir ke perut. Dari situ alkohol diserap ke aliran darah dan beredar ke seluruh tubuh. Dan akhirnya sampai ke otak.

Reaksi pertama yang timbul adalah perasaan santai. Alkohol yang telah sampai ke otak menekan bagian otak yang mengatur kesadaran berpikir dan gerak. Hingga orang yang menenggak minuman keras merasa lebih bebas dan bisa tertawa lepas.

Kalau alkohol yang masuk ke dalam tubuh terus bertambah, reaksi pertama hilang digantikan kepala pening dan perut mual. Menurut penelitian, alkohol menyebabkan darah yang mengalir ke celebelum (bagian otak yang mengkoordinasikan gerak) berkurang. Sedangkan emosi yang tak stabil disebabkan ketidakseimbangan aktivitas metabolisme vortex (bagian otak yang mengatur kesadaran berpikir).

Tak ada ukuran yang pasti berapa banyak alkohol yang bisa membuat seseorang mabuk karena daya tahan tubuh manusia yang berbeda. Daya tahan ini terus meningkat kalau seseorang mengkonsumsi minuman keras secara tetap. Tapi pada umumnya, jika dalam satu liter darah terdapat lebih dari 150 miligram alkohol, orang pasti teler.

Reaksi pertama yang ditimbulkan alkohol, seseorang menjadi santai yang menyebabkan minuman keras disebut lambang pergaulan. Cuma, susahnya, tak ada yang bisa menjamin seseorang bisa mengontrol apakah ia minum hanya untuk merasa lebih santai atau keterusan menjadi pecandu minuman keras. Karena alkohol memiliki sifat yang sama dengan nikotin atau heroin yang bisa menyebabkan kecanduan (adiktif).

Dan ternyata dari banyak kasus terbukti bahwa para pecandu alkohol pada mulanya cuma terbujuk ajakan teman. Pengaruh teman dalam kelompok sebaya (peer group) memang kuat. Karena dalam kelompok itu dituntut beberapa syarat. Salah satunya kebersamaan.

Jadi jika seseorang masuk dalam satu kelompok, ia merasa wajib mengikuti acara yang digelar kelompoknya. Karena kadar kepatuhannya akan menentukan pandangan dan penerimaan teman-teman lain. Kepatuhan itu akan makin tinggi jika seseorang merasa mempunyai kekurangan dibanding teman-teman sekelompoknya. Untuk menutupi kekurangannya itu ia menunjukkan kesetiaan kelompok yang tinggi.

Tak jadi soal kalau kesetiaan kelompok itu menghasilkan hal yang positif, tapi yang terjadi justru sebaliknya. Paling tidak ada tiga akibat buruk yang harus ditanggung kalau kecanduan alkohol.

Pertama akibat psikologis yang berlangsung tiga tahap. Tahap pertama, ia sulit mengingat kejadian-kejadian yang berlangsung saat ia menenggak minuman keras. Tahap kedua, kepribadiannya mulai berubah. Misalnya cepat marah, gampang melayangkan tangan atau suka bikin keributan.

Yang terakhir, ia tak peduli lagi dengan keadaan sekitar. Yang ada di dalam pikirannya hanyalah minuman keras. Jika tahap ini berlanjut, cuma ada dua pilihan. Menjadi gila atau mati. Kecuali cepat ditolong.

Sedang pada fisik, alkohol akan merusak hati. Prosesnya begini. Pertama hati akan terbakar, suatu kondisi yang disebut hepatitis alkohol. Lemak juga akan menumpuk di dalam hati. Kemudian sel-sel di hati mati dan digantikan selaput-selaput yang tak dapat berfungsi seperti sel-sel yang mati. Terakhir, hati akan mengembang lantas dengan cepat mengkerut. Selain itu, alkohol juga mengganggu kerja pankreas, otak, syaraf dan jantung.

Akibat ketiga selain ditanggung langsung oleh pecandu minuman keras juga diderita orang lain. Misalnya jika ia mengemudikan kendaraan saat mabuk kemungkinan kecelakaan jauh lebih besar dibanding orang yang tidak mabuk. Menurut pengamatan, para pemabuk menghadapi resiko kematian sampai delapan kali lebih besar ketimbang orang yang bukan peminum jika mengalami kecelakaan. Sedang cerita orang yang tewas karena ditabrak pengemudi mabuk sudah sering kita dengar.

Dengan semua resiko tadi, bukankah amat bodoh menerima tawaran menenggak minuman keras meski dengan alasan demi keakraban dan kebersamaan kelompok. Lebih baik bilang,"NO ALKOHOL!"
Maman Malmsteen
Maman Malmsteen Aktif menulis sejak tahun 1986 di media massa. Menjadi announcer di Radio Fantasy 93,1 FM sejak tahun 1999. Menjadi Blogger sejak tahun 2010. Sekarang aktif sebagai Content Writer untuk beberapa Blog/Website.
Follow Berita/Artikel Jendela Informasi di Google News