iklan space 728x90px

Cegah Kanker Usus Besar Dengan Diet Tinggi Serat

Cegah Kanker Usus Besar Dengan Diet Tinggi Serat - Meningkatnya kemampuan manusia untuk mengolah makanan dengan berbagai kreasi unik dan menarik tentu saja membuat banyak orang menjadi penasaran. Tawaran menggiurkan makanan nikmat pastinya menarik untuk dinikmati. Namun, bila kebiasaan menyantap makanan besar atau kudapan dilakukan secara berlebihan maka bisa saja menimbulkan berbagai penyakit. Salah satu penyakit yang ditakuti adalah kanker usus besar yang dapat menyebabkan kematian. Untuk menghadapi penyakit ini ada program diet yang dapat mencegah kanker usus besar yaitu diet tinngi serat. 

Kesehatan setiap orang bergantung pada pola hidup dan makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Seperti ungkapan yang mengatakan 'apa yang Anda makan itu yang mencerminkan dirl Anda'. Begitulah kita mendefinisikan kesehatan tubuh manusia. Sesungguhnya apa yang kita makan sehari-hari, itu yang mencerminkan kondisi tubuh kita di masa yang akan datang. Karena itu, komposisi makanan kita harus mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan serat. Bila kita sembarangan makan, maka berbagai penyakit dapat tertimbun perlahan demi perlahan.


Ketika seseorang mengalami peningkatan berat badan, maka tidak sedikit yang memilih untuk menurunkan berat badan dengan segala cara, bahkan dengan melakukan diet yang salah. Pola makan tidak seimbang dan diet yang salah juga bisa memicu penyakit kanker usus besar atau kolorektal. Di Amerika, kanker usus besar sudah menjadi salah satu tiga besar penyebab kanker terbanyak dan menjadi pemicu kematian nomor dua.

Diet Tinggi Serat
Untuk mencegah penyakit tersebut, mulai dianjurkan untuk melakukan program diet tinggi serat untuk mencegah terjadinya kanker. Menurut Dr. dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB.FINASIM, FACR dokter spesialis penyakit dalam, peran awal penelitian serat untuk kesehatan ini dibuktikan dengan adanya angka kejadian kanker kolorektal yang lebih tinggi pada orang white African yang lebih banyak mengonsumsi daging dan kurang serat dibandingkan pada kelompok black African yang mempunyai angka kejadian lebih rendah karena lebih banyak mengonsumsi serat lebih banyak.

Adanya perbedaan kasus kolorektal pada kedua kelompok tersebut membuktikan bahwa serat mempunyai peran untuk terjadinya kanker kolorektal. Penelitian yang dilakukan di Pusat Endoskopi Saluran Cerna RSCM dengan melihat pasien yang menjalani kolonoskopi selama 2 tahun dari tahun 2013-2014 rhendapatkan bahwa 1290 pasien yang dilakukan kolonoskopi dengan indikasi karena BAB berdarah didapat 7,4 disebabkan oleh polip dan 6 % karena tumor kolorektal. Sedang pada pasien dengan indikasi susah BAB (sembelit) 8,3 % ditemukan polip sedang 4,6 % ditemukan tumor kolorektal. Kepastian seseorang mengalami kanker kolorektal dengan pemeriksaan kolonoskopi dilanjutkan dengan pengambilan sampel jaringan biopsi untuk menemukan adanya sel-sel kanker.

Gejala utama yang menjadi perhatian terjadinya kanker kolorektal adalah buang air besar berdarah, diare kronis atau diare yang lebih dari 2 minggu, susah buang air besar (sembelit), nyeri perut dengan sebab yang tidak jelas dan ditemukan adanya benjolan atau tumor pada perut. Selain gejala utama di atas penderita dengan kanker kolorektal juga dapat mengalami penurunan berat badan secara drastis termasuk penurunan nafsu makan.

Ada beberapa faktor risiko yang bisa menjadi indikasi untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut pada kelompok orang yang dicurigai mengalami kanker kolorektal. Faktor risiko yang dimaksud antara lain, umur di atas 50, riwayat keluarga dengan kanker kolorektal, riwayat polip atau riwayat kanker kolorektal sebelumnya, kurang olahraga, gaya hidup berupa makan yang tidak sehat seperti diet tinggi daging merah, daging panggang, rendah serat, riwayat radang usus non infeksi, kegemukan dan mempunyai kebiasaan merokok dan minum alkohol.

Pada kelompok ini perlu dilakukan skrining yang lebih awal dan ketat. Dari faktor risiko yang disebutkan tersebut sebenarnya ada faktor risiko yang bisa dicegah antara lain dengan melakukan diet rendah serat menjadi diet tinggi serat bahkan tidak mengonsumsi daging sama sekali atau diet vegetarian. Diet vegetarian yang dikenal luas terbagi atas tiga kelompok yaitu:
  1. Lacto Ovo Vegetarian, tidak makan daging merah, telur, produk susu tetapi masih makan ikan.
  2. Ovo Lacto Vegetarian, tidak makan daging merah, tapi. masih makan produk susu dan telur.
  3. Vegan Murni, benar-benar tidak mengonsumsi daging dan turunannya, hanya makan sayuran dan buah-buahan. 
Sayur dan Buah
Untuk memilih diet tinggi serat atau diet vegetarian, Anda sebaiknya bukan hanya menghindari makanan seperti tersebut, tetapi lebih meningkatkan asupan sayur-sayuran dan buah-buahan khususnya serat. Hal ini telah dibuktikan lewat penelitian The Adventist Health Study 2 (AHS-2), suatu penelitian besar yang dilakukan pada penduduk Amerika populasi dan diikuti untuk waktu tertentu.

Penelitian ini melibatkan hampir 80.000 orang dewasa. Dari 80.000 orang tersebut dibagi menjadi 5 kelompok sesuai dengan diet sehari-hari, yaitu vegan atau vegetarian murni (8 % dari populasi), lacto ovo vegatarian atau tidak mengonsumsi daging merah dan putih tapi mengonsumsi telur dan susu (29 %), pesco vegetarian atau tidak mengonsumsi daging merah tapi masih mengonsumsi daging putih (ikan atau ayam) (10%), semi vegetarian atau makanan utama sayur-sayuran dan kacang-kacangan, tetapi sekali-kali masih mengonsumsi daging (6%) dan non vegetarian (48%).

Selanjutnya pada populasi dengan 5 kelompok diet ini dilakukan follow up selama 7 tahun. Dalam perjalanan 7 tahun tersebut ternyata para peneliti mencatat dari 80.000 kasus terjadi 490 kasus dengan kanker kolorektal artinya dari ditemukan 8-9 kasus kanker kolorektal per tahun dari 10.000 penduduk. Evaluasi pada kasus yang mengalami kanker kolorektal pada kelompok dengan diet vegetarian mempunyai angka kejadian kanker kolorektal yang lebih rendah dibandingkan pada kelompok yang tidak vegetarian.

Dari penelitian tersebut maka diet vegetarian atau diet tinggi serat dapat mencegah terjadinya penyakit yang menyeramkan tersebut. Namun, bila Anda termasuk orang yang tidak mungkin bila tidak mengonsumsi daging. Usahakan untuk memilih daging putih seperti ikan atau ayam. Kemudian tingkatkan konsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran sepanjang hari.















Maman Malmsteen
Maman Malmsteen Aktif menulis sejak tahun 1986 di media massa. Menjadi announcer di Radio Fantasy 93,1 FM sejak tahun 1999. Menjadi Blogger sejak tahun 2010. Sekarang aktif sebagai Content Writer untuk beberapa Blog/Website.

Posting Komentar untuk "Cegah Kanker Usus Besar Dengan Diet Tinggi Serat"

Follow Berita/Artikel Jendela Informasi di Google News