iklan space 728x90px

Cedera Olahraga, Apa dan Bagaimana Menanganinya

Seiring meningkatnya aktivitas berolahraga di masyarakat, bertambah pula angka insiden cedera yang terjadi. Ya, risiko cedera tidak dapat dihindari pada saat berolahraga. Pengetahuan tentang cedera olahraga seperti faktor penyebab, penanggulangan, terutama tindakan pertama pada saat cedera terjadi, pemulihan dan pencegahannya harus dimiliki pelaku olahraga, pelatih atau instruktur olahraga.

Cedera adalah suatu keadaan atau proses yang merusak keutuhan jaringan atau organ tubuh. Kerusakan dapat terjadi secara tiba-tiba, disebut ’akut’ yang disebabkan oleh satu trauma tunggal (Makrotrauma), dan yang disebabkan oleh trauma yang berlangsung terus menerus/lama (Mikrotrauma), disebut ’kronis’. Cedera akut dapat menjadi kronis bila cedera terus berulang dan cedera akut yang tidak mendapatkan perawatan atau pengobatan yang optimal. Cedera ditandai dengan adanya rasa nyeri, pendarahan, pembengkakan, dan fungsi gerak yang terganggu.

Ada tiga faktor penyebab cedera, yaitu faktor individu, sarana dan prasarana, dan karakteristik olahraga. Umur, masa latihan, kurangnya pemanasan dan gaya hidup tidak sehat adalah penyebab cedera di faktor individu. Peralatan atau fasilitas latihan yang kurang memadai atau sudah tidak layak digunakan, body protectoryang tidak tersedia atau sudah tidak layak pakai, kurang penerangan dan sistem ventilasi udara yang buruk menjadi penyebab di faktor sarana dan prasarana. 

Terakhir, karakteristik olahraga. Olahraga yang kerap kontak tubuh seperti beladiri, permainan (sepak bola, bola basket) dan anggar, berisiko besar mengalami cedera. Begitu juga dengan pilihan olahraga yang masuk dalam kategori ekstrem, seperti terjung payung, gantole, panjat tebing, arung jeram. Cedera juga bisa dialami di cabang olahraga dengan tingkat kelelahan tinggi seperti triatlon, maraton.

Jenis-Jenis Cedera
Patah tulang
Patah tulang sering terjadi pada cabang olahraga bodycontact dan dapat mempengaruhi jaringan sekitarnya yaitu tendo, ligamen, otot, saraf, pembuluh darah, dan jaringan kulit. Gejalanya, bagian tubuh lokasi patah tulang tidak dapat digerakkan sama sekali, rasa sakit yang hebat pada gerakan atau beban pada tulang, bengkak dan pendarahan (di dalam kulit dan/atau keluar) di daerah patah tulang, perubahan bentuk yang abnormal pada bagian tubuh lokasi tulang patah.

Cedera pengikat sendi / ligamen (‘sprain’)
Sobekan sebagian ligamen tidak selalu mempengaruhi stabilitas sendi yang cedera. Sobekan dapat terjadi di tengah ligamen atau di tempat menempelnya ligamen pada ujung tulang, dengan atau tanpa melibatkan bagian suatu tulang. Sobekan lainnya adalah sobekan total suatu ligamen yang menyebabkan sendi kehilangan stabilitasnya. Lokasi sobekan dapat di tengah atau di salah satu ujung tempat menempelnya ligamen pada tulang yang dapat menyebabkan sebagian tulang tersebut ikut terlepas.

Cedera Otot (‘strain’)
10 sampai 30 persen cedera olahraga yang terjadi adalah cedera otot. Akan tetapi cedera otot adalah jenis cedera yang paling sering diabaikan dan tidak mendapat perawatan optimal. Cedera otot dapat terjadi karena ruda paksa atau Overloading (pembebanan yang berlebihan). Akibatnya, otot putus/sobek (rupture) dan terjadi pendarahan (Haematome). Sobekan dapat terjadi parsial atau total/menyeluruh (putus). Sedangkan pendarahan otot terjadi didalam otot. Berdasarkan penyebabnya, cedera otot dibedakan antara sobek peregangan (distraction) dan kompresi (compression)

Prinsip Perawatan dan Pertolongan Pertama di Lapangan
Derajat cedera akan ditentukan oleh pertolongan pertama di tempat kejadian, sehingga pertolongan pertama akan sangat menentukan proses penyembuhan suatu cedera. Pertolongan pertama yang paling penting adalah menghentikan pendarahan untuk meminimalkan pembengkakan dan sakit yang terjadi akibat pendarahan tersebut. 

Prinsip pertolongan pertama untuk cedera jaringan lunak akut adalah:
1.  Diagnosa yang tepat
2.  Rest = Istirahat/hentikan gerakan
3.  ice = Es/pendinginan
4.  Compression = Diberi penekanan/kompresi
5.  Elevation = Ditinggikan
Perawatan cedera selanjutnya adalah:
6.  Dirujuk ke Dokter untuk perwatan selanjutnya
7.  Fisioterapi
8.  Sportterap
Maman Malmsteen
Maman Malmsteen Aktif menulis sejak tahun 1986 di media massa. Menjadi announcer di Radio Fantasy 93,1 FM sejak tahun 1999. Menjadi Blogger sejak tahun 2010. Sekarang aktif sebagai Content Writer untuk beberapa Blog/Website.

Posting Komentar untuk "Cedera Olahraga, Apa dan Bagaimana Menanganinya"

Follow Berita/Artikel Jendela Informasi di Google News