iklan space 728x90px

Curug Cimahi, Padukan Alam Dan Teknologi Ciptakan Rainbow Waterfall

Curug Cimahi merupakan wanawisata atau wisata hutan yang dikelola oleh Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten, Kesatuan Pemangku Hutan Bandung Utara, Bagian Kesatuan Pemangku Hutan Lembang. Terletak dalam area seluas 25,75 hektar dengan loket masuk kecil di Jalan Kolonel Masturi Kilometer 7, Kampung Cisarua, Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat.

Daya tarik utama wanawisata yang luas pemanfaatannya 7 hektar itu adalah curug atau air terjun alami dengan ketinggian lebih dari 70 meter. Kawasan air terjun dengan debit air yang cukup besar dikelilingi pepohonan rimba khas hutan hujan tropis, bunga-bungaan kecubung (Datura metel), burung-burung serta keberadaan satwa monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) yang terjaga kelestariannya.

Akses menuju Curug Cimahi mudah dijangkau, yaitu sekitar 10 km dari arah Kota Cimahi atau 15 km dari pusat Kota Bandung. Nama air terjun berasal dari nama sungai yang mengalir di atasnya, yakni Sungai Cimahi yang berhulu di Situ Lembang atau danau yang mengalir ke Kota Cimahi. Curug berada pada ketinggian 1.050 meter di atas permukaan laut dengan suhu berkisar antara 18022 derajat Celsius. Karena belum siapnya fasilitas dan kecuraman tebing, pengunjung tak diperbolehkan berkemah di sekitar curug.

Pengunjung disuguhi wisata alam sambil berolah raga di sana. Udara segar mengalir dari rimbunnya ppohonan hijau dan aliran sungai. Untuk mencapai curug, pengunjung harus menuruni jalanan berundak 580 anak tangga dengan kemiringan 48 derajat dari loket masuk. Jika dilihat dari atas, air terjun memiliki dua tingkat dan tingkat pertama jaraknya lebih pendek dari tingkat kedua hingga ke dasar. Curug memiliki lubuk atau kolam kecil yang dapat digunakan pengunjung untuk mandi dan berenang. Pada waktu tertentu pengunjung dapat melihat pelangi yang sesekali tampakdi lokasi. Cimahi sendiri berasal dari kata "ci" dan "mahi" artinya air cukup karena debit air terjunnya relatif sama, baik saat musim hujan maupun kemarau. Namun bila dibandingkan dengan puluhan tahun lalu, debitnya berkurang.

Mulai 16 Oktober 2014 lalu, untuk meningkatkan jumlah pengunjung, Administratur Perhutani KPH Bandung Utara, Wasno Tri Kuncoro membuka air terjun pada malam hari. Pada sore hingga malam hari curug berubah menjadi Curug Pelangi atau Rainbow Waterfall. Konsep itu terinspirasi air terjun Colorado di Amerika Serikat. Bedanya, lampu air terjun Colorado diletakkan di depan kucuran air, sedangkan pada Curug Cimahi dipasangkan di belakang air. Pukul 17.00 hingga 21.00, Curug Cimahi bermandikan cahaya warna-warni, hijau, biru, merah, dan kuning.

Cahaya unik dihasilkan dari bentangan lampu berupa kabel bening tahan air yang tergantung di belakang air terjun. Setelah dinyalakan, lampu berganti-ganti warna dan memberikan efek pembiasan pada air. Jika cukup gelap, warna semburan air seakan-akan ikut berubah seluruhnya mengikuti warna lampu sehingga menambah keindahan. Perpaduan alam dan teknologi menjadi atraksi yang diminati pengunjung yang ingin menikmati jalan-jalan malam di Curug Cimahi. [PRM 2/11/2014]

Data :
Alamat : Jalan Kolonel Masturi km 7, Kampung Cisarua, Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat
Pengelola : Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten
Fungsi : Wanawisata, curug, konservasi hutan
Dibuka : 1978
Jam Operasional : Curug Cimahi setiap hari pukul 7.00-17.00, Curug Pelangi (Rainbow Waterfall) Minggu-Kamis pukul 17.00-21.00, Jum'at 17.00-22.00, Sabtu pukul 17.00-24.00
Harga Tiket : Curug Cimahi Rp 12.000, Curug Pelangi Rp 15.000

Maman Malmsteen
Maman Malmsteen Aktif menulis sejak tahun 1986 di media massa. Menjadi announcer di Radio Fantasy 93,1 FM sejak tahun 1999. Menjadi Blogger sejak tahun 2010. Sekarang aktif sebagai Content Writer untuk beberapa Blog/Website.

Posting Komentar untuk "Curug Cimahi, Padukan Alam Dan Teknologi Ciptakan Rainbow Waterfall"

Follow Berita/Artikel Jendela Informasi di Google News