iklan space 728x90px

Waspadai Nyeri Tulang Belakang

Waspadai Nyeri Tulang Belakang - Menopang tubuh bukanlah pekerjaan ringan bagi tulang belakang. Saat berdiri, duduk, atau pun tidur, tulang belakang menopang tubuh mulai dari leher sampai ke ekor. Fungsi itu bisa terganggu oleh lingkungan buruk maupun kebiasaan buruk. Jangan abaikan nyeri-nyeri yang mungkin menjadi gejala ada masalah di tulang belakang.

Tulang belakang bukan sekadar struktur tulang yang menjadi bagian anatomi tubuh manusia. Selain untuk menopang, di bagian tubuh itu pun ada medulla spinalis atau jaringan syaraf dari otak yang bercabang ke berbagai bagian tubuh.

Terbayang kan kalau tulang belakang sudah sakit? Bukan hanya tulangnya, tetapi syaraf pun kena. Kalau syaraf sudah kena, dampaknya bisa menyebar ke mana-mana seperti ke kaki, tangan, dan berbagai persendian.

Dari faktor lingkungan yang buruk, tulang belakang ternyata bisa terkena infeksi dari tuberkulosis. Ya, tuberkulosis atau TBC bukan hanya hinggap di paru-paru, tapi juga bisa hinggap di tulang.

Dari keseluruhan kasus TBC tulang, 50 persennya adalah TBC tulang belakang. Daerah yang paling sering terkena infeksi adalah bagian thoracal, atau tulang belakang yang melekatkan rusuk.

Saat sering terjadi nyeri di tulang belakang, lalu menjalar ke bagian dada dan menimbulkan lemah pada kaki, segeralah periksa ke dokter. Gejala lainnya adalah kalau terjadi penurunan berat badan secara drastis, demam di malam hari sampai berkeringat, dan ada kontak dengan penderita TBC paru-paru.

Itu adalah gejala sehingga tetap perlu ada pemeriksaan laboratorium. Setelah positif infeksi TBC tulang belakang, biasanya dilakukan Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk melihat penekanan syaraf dan menentukan tindakan selanjutnya.

Ada dua jenis penanganan infeksi tulang belakang. Pertama adalah metode konservatif jika struktur tulang masih baik dan absesnya tidak terlalu menekan syaraf. Metode itu menggunakan penyangga tubuh dan obat anti-TBC selama 6-9 bulan. Metode itu mewajibkan pasien untuk selalu melakukan pemeriksaan laboratorium setiap bulan.

Penanganan kedua adalah operasi jika ada penekanan pada syaraf yang disertai defisit neurologis dan nyeri yang menjalar. Dalam operasi akan dilakukan pembersihan abses, tulang belakang dibebaskan dari tekanan, dan dilakukan stabilisasi dengan penggunaan pen.

Masyarakat harus peka dengan gejala-gejala itu dan jangan dibiarkan. Karena, ada juga pasien yang datang sudah seperti lumpuh. Ada pula yang datang dengan gibbus, yaitu ada penonjolan pada tulang belakang karena perubahan struktur tulang.

Indonesia merupakan negara penyumbang terbesar penderita TBC. Indonesia berada di urutan ke 3 setelah Tiongkok dan India. Penyebarannya memang sangat mudah, yaitu melalui udara.

Jika tubuh kita memiliki daya tahan baik, bakteri TBC itu mengendap saja di paru-paru. Namun, saat tubuh lemah, bakteri akan masuk ke pembuluh darah sehingga mulailah keringat di malam hari dan nafsu makan berkurang. Bila tubuh semakin lemah, bakteri pun masuk ke tulang belakang.

Itulah pentingnya menjaga daya tahan tubuh dengan makanan yang sehat dan lingkungan yang sehat. Di rumah, pastikan ventilasinya baik, rumah tidak lembap, dan ada sinar matahari yang masuk ke dalam rumah.

Kalau lingkungan buruk bisa menyebabkan nyeri tulang belakang karena ada infeksi TBC, kebiasaan buruk pun punya andil. Nyeri tulang belakang bisa juga disebabkan kebiasaan buruk yang berdampak ke saraf seperti syaraf terjepit.

Syaraf terjepit terjadi saat ada bantalan antarruas tulang yang keluar atau ada tulang yang bergeser sehingga menekan ke syaraf. Bila nyerinya sudah menjalar, terus-menerus, dan intensitasnya bertambah, harus dilakukan pengobatan intensif.

Ia mengatakan, nyeri itu biasanya terjadi di bagian bawah sehingga populer disebut low back pain. Itu diakibatkan kebiasaan buruk dalam mengatur postur tubuh dan ada juga akibat dari bawaan seperti mengidap skoliosis.

Kebiasaan buruk itu di antaranya cara duduk. Kursi yang baik biasanya didesain sesuai ergonomis tubuh manusia. Kita seharusnya duduk bersandar dengan nyaman dan kepala tegak. Seringkali, kita duduk dengan posisi hanya bokong menempel di depan kursi sehingga badan cenderung membongkok.

Makanya akhir-akhir ini banyak pasien yang datang itu adalah mahasiswa. Mereka biasanya tingkat akhir dan mengerjakan skripsi. Posisi mengetik yang tidak benar, bisa membuat low back pain. Misalnya, sambil tiduran, duduk di kursi tetapi badannya melorot, atau mengetik di lantai.

Kebiasaan buruk lain adalah cara kita mengangkat beban. Saat mengangkat galon, misalnya, kita melakukannya dengan membungkuk. Padahal, yang benar adalah dengan berjongkok lebih dulu supaya tulang belakang tetap lurus.

Bagi perempuan, penggunaan sepatu hak tinggi pun menjadi penyebab. Ditambah lagi, kebiasaan buruk mengenakan tas jinjing hanya di satu sisi pundak. Bila dilakukan dalam jangka lama dan terus-menerus, posisi tubuh akan menekan ke bagian punggung bawah sehingga mengakibafkan nyeri.

Lingkungan yang sehat bisa dikondisikan, kebiasaan yang baik bisa dibiasakan. Yang penting, tulang belakang tidak mengalami nyeri yang bisa mengganggu kenyamanan beraktivitas. (PRM 31/2015)


Maman Malmsteen
Maman Malmsteen Aktif menulis sejak tahun 1986 di media massa. Menjadi announcer di Radio Fantasy 93,1 FM sejak tahun 1999. Menjadi Blogger sejak tahun 2010. Sekarang aktif sebagai Content Writer untuk beberapa Blog/Website.

Posting Komentar untuk "Waspadai Nyeri Tulang Belakang"

Follow Berita/Artikel Jendela Informasi di Google News