iklan space 728x90px

Tips Agar Obat Tidak Meracuni Tubuh

Tips Agar Obat Tidak Meracuni Tubuh - Obat, sesuai dengan fungsinya, seharusnya memang memberikan kesembuhan atas suatu keluhan medis yang spesifik. Akan tetapi, sedikit kesalahan dalam penggunaannya malah bisa membuat obat itu meracuni tubuh kita, alias membuat kita menjadi keracunan obat.

Saat mengalami sakit tertentu dan kekebalan tubuh tidak dapat menahannya lagi, solusi yang kita ambil pastilah mengobatinya. Cara memperoleh obat itu bisa dengan memeriksakan diri lebih dulu ke dokter dan diberi resep obat atau kita membeli obat-obatan yang dijual bebas tanpa perlu resep dokter.

Sampai pada tahap itu, mungkin tidak akan ada masalah. Bfla obatnya cocok dengan penyakit yang diderita, penyakit pun akan sembuh. Bila tiga hari tidak juga sembuh, umumnya dokter meminta untuk datang kembali. Kemasan obat bebas pun menuliskan hal itu. Tiga hari tidak sembuh, segeralah ke dokter.

Akan tetapi, bagaimana kalau ternyata obat yang dikonsumsi bukannya menyembuhkan sakit yang diderita, malah menambah penyakit baru. Obat yang mengandung zat-zat kimia malah meracuni tubuh.

Ya, tubuh kita memang bisa mengalami keracunan obat. Bagaimanapun, obat mengandung zat kimia yang bisa saja rusak komposisinya dan akhirnya malah bersifat merusak.

Keracunan obat bisa terjadi akibat pemakaian obat yang tidak tepat. Ada berbagai hal yang menjadi penyebabnya.

Pertama, keracunan obat bisa disebabkan mengonsumsi obat dengan dosis yang berlebihan dari yang seharusnya. Jangan snmpai, karena merasa ingin cepat sembuh, kita memutuskan sendiri untuk menaikkan dosisnya. Alhasil, bukan sembuh yang didapat, tetapi malah berpotensi keracunan.

Seorang dokter memberikan dosis obat pasti dengan berbagai pertimbangan. Misalnya, untuk anak-anak, akan berbeda dosisnya untuk penyakit yang sama karena melihat juga berat badannya. Kalau semua disamakan, yang kelebihan dosis bisa keracunan.

Faktor kedua adalah masa pemakaian yang sudah melewati waktu alias kedaluwarsa. Masyarakat sering menyimpan obat yang mungkin tidak habis dikonsumsi, tetapi lupa dengan masa pemakaianriya.

Bila kemasan yang memuat tanggal kedaluwarsa tertmang atau tidak terlihat di obat yang tersisa, informasi itu akan luput dari perhatian. Ketika sebelumnya obat itu dikonsumsi tidak ada masalah, maka obat yang kedaluwarsa malah akan menimbulkan masalah. 

Ketiga, keracunan obat bisa terjadi karena obat sudah terkontaminasi. Obat itu kan mengandung zat kimia.
Dengan perubahan suhu saja, obat itu bisa berubah komponen zat kimianya. Obat umumnya harus disimpan di tempat yang bersuhu kamar. Bila obat disimpan di tempat yang terpapar suhu panas, akan terjadi kontaminasi terhadap kandungannya.

Faktor keempat adalah kandungannya. Kandungan ini bersifat sangat individual. Ada beberapa orang yang memilMkerehranan terhadap zat tertentu yang ada dalam suatu obat. Misalnya, parasetamol yang bukan tergolong obat keras sekali pun, kandungannya bisa berdampak pada orang-orang yang tubuhnya tidak bisa menerima.

Akibat kandungan obat itu, ada yang tubuhnya hanya bereaksi seperti alergj. Namun, ada juga yang sampai mengalami sindrom tertentu seperti Stevens-Johnson Syndrome atau Toxic Epidermal Necrolysis.

Tanda-tanda
Obat-obatan yang kita konsumsi ada yang proses kerjanya di lambung atau usus, $aat potensi keracunan obat terjadi, gejala awal yang mungkin terjadi adalah keluhan seperti mual dan diare. Mual dan diare sebenarnya bisa menjadi efek samping obat yang biasa. Akan tetapi, kalau sudah muntah-muntah berlebihan dan diare berlebihan, segera diperiksakan karena bisa saja keracunan obat.

Dalam tahapan yang lebih parah, keracunan obat bisa dilihat dari tanda-tanda adanya tremor, mual dan muntah disertai darah, jantung berdebar, atau bahkan berhalusinasi dan sampai pingsan. Bisa juga muncul rona kekuningan bila keracunan itu mengena ke had.

Bila sudah melihat tanda-tanda seperti itu dan yakin bahwa kita keracunan obat, langkah pertama sebelum pertolongan dokter adalah segera mengkonsumsi air sebanyak mungkin. Bila memang muntah, secara sengaja muntahkan lebih banyak. Bisa dengan mengorek tenggorokan, dengan catatan keadaan tangan bersih.

Bila kondisi keracunan itu disertai diare, tidak usah khawatir karena itu juga mekanisme tubuh membuang racun. Selain itu, ia menambahkan, bisa saja mengonsumsi norit yang memang bermanfaat sebagai pembersih atau cairan pembersih yang diyakini secara umum, yaitu air kelapa. Yang terpenting, pastikan bahwa cairan tubuh tetap tercukupi.

Bila tidak mempan juga, sebaiknya segera ke dokter. Pada kondisi tertentu yang cukup parah, ada terapi yang disebutnya bilas lambung. Bila tidak ada iritasi lambung, infeksi, dan lainnya, terapi itu bisa dilakukan dalam sehari. 

Tidak ingin kan keracunan obat? Oleh karena itu, mari kita bijak menggunakan obat sesuai dengan resep dokter dan sesuai dengan panduan yang tertulis dalam kemasannya. Dengan begitu, obat benar-benar berfungsi mengobati, tidak meracuni. 
Maman Malmsteen
Maman Malmsteen Aktif menulis sejak tahun 1986 di media massa. Menjadi announcer di Radio Fantasy 93,1 FM sejak tahun 1999. Menjadi Blogger sejak tahun 2010. Sekarang aktif sebagai Content Writer untuk beberapa Blog/Website.

Posting Komentar untuk "Tips Agar Obat Tidak Meracuni Tubuh"

Follow Berita/Artikel Jendela Informasi di Google News