iklan space 728x90px

Ibu Sebagai Mediator Proses Belajar Anak

Jendela Informasi - Keluarga memiliki peran yang sangat penting bagi perkembangan dan pengasuhan anak. Dalam hal ini keluarga membantu menumbuhkan rasa percaya diri, rasa kasih sayang, penghargaan terhadap sesama, serta menumbuhkan keinginan untuk mengembangkan pengetahuan.

Dalam keluarga, tokoh yang sangat berperan dalam pengasuhan anak adalah ibu. Apabila ibu memiliki kemampuan yang diperlukan dalam pengasuhan anak, maka bisa diharapkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan anaknya akan menjadi optimal. Perkembangan yang optimal berarti, anak bisa mengembangkan seluruh potensi yang dia miliki sesuai dengan usianya. 

Dalam hal ini jelas bahwa seorang ibu sebagai pengasuh dan pendidik dalam keluarga perlu dibekali berbagai pengetahuan dan keterampilan agar ia bisa melaksanakan tugasnya untuk mendidik serta mengasuh anaknya lebih optimal. Ibu sebaiknya mengetahui bagaimana cara belajar anaknya. 

Pada dasarnya, cara belajar anak terbagi menjadi dua cara, yaitu cara langsung melalui pengindraan dan belajar secara tidak langsung yaitu anak belajar melalui perantara orang dewasa (bisa jadi salah satunya adalah ibunya). Cara kedua ini sering disebut cara mediasi. Umumnya para mediator ketika melakukan mediasi (dalam hal ini para ibu), dihadapkan pada masalah, yaitu bagaimana cara meningkatkan kemampuan melakukan mediasi sehingga dapat membantu anak dengan optimal.

Cara belajar melalui mediasi jauh lebih efisien dari pada cara yang pertama karena sifatnya lebih terarah. Seorang ibu yang mengasuh anaknya, secara tidak disadari dapat berfungsi sebagai seorang mediator dengan cara mengarahkan anaknya. Terlebih kalau ibunya menyadari perannya sebagai mediator dan dapat meningkatkan keterampilannnya dalam melakukan mediasi, maka akan memberikan hasil yang lebih baik lagi. Anak yang kaya pengalaman tentang lingkungannya akan memiliki semangat belajar yang tinggi. Anak akan memiliki kebutuhan untuk mengetahui hal-hal baru, dapat menghubungkan hal-hal yang berkaitan, aktif mencari dan menciptakan hal-hal baru, serta memiliki semangat untuk menyelesaikan tugas dengan tuntas.

Bekal Pengetahuan Ibu
A. Ibu perlu memahami ciri-ciri perkembangan yang muncul pada setiap periode perkembangan anak.
Dengan memahami ciri-ciri perkembangan anak, ibu tidak akan menuntut anak terlalu banyak serta tidak mengabaikan hal penting yang seharusnya dikembangkan dalam periode perkembangan tertentu.

B. Ibu perlu memahami bahwa setiap anak memiliki ciri individual yang sangat berbeda.
Setiap anak dilahirkan dengan membawa ciri individual yang berbeda. Ada perbedaan tingkat kecerdasan dan perbedaan yang lain, seperti aktif atau pendiam. Berdasarkan perbedaan individual yang dimiliki anak, maka bisa digolongkan 3 macam anak, yaitu:
1. Anak yang mudah diasuh. Biasanya anak ini penggembira, pola tidur teratur, sangat berminat dengan situasi baru, dan mudah beradaptasi.
2. Anak yang sulit diasuh. Anak ini memiliki pola tidur dan makan yang tidak teratur, cepat marah, seringkali menunjukkan murung, cepat menangis, menarik diri bila bertemu orang baru.
3. Anak yang tidak terlalu mudah diasuh, tetapi tidak terlalu sulit diasuh. Anak tipe ini cenderung tidak aktif, tetapi pendiam/tenang, menarik diri khususnya kalau bertemu situasi atau orang baru. Dengan kesempatan dan waktu yang luang, anak akan mudah beradaptasi.

C. Ibu perlu memahami bahwa setiap anak memiliki kebutuhan tertentu.
Kebutuhan fisik, biasanya berhubungan dengan pertumbuhan fisik yang meliputi sandang, pangan, kesehatan, dan lingkungan tempat anak tinggal.
Kebutuhan emosi, berhubungan dengan kasih sayang, perasaan aman, perasaan diterima oleh orang tua, kemampuan berdiri sendiri, kemampuan berprestasi, dan percaya diri. Apabila ibu memenuhi kebutuhan tersebut, anak akan tumbuh menjadi anak yang penuh kasih sayang, percaya diri, dan mampu berdiri sendiri.
Kebutuhan intelektual, berhubungan dengan perkembangan kecerdasan yang dimiliki oleh anak.

D. Ibu perlu memahami cara-cara interaksi ibu dengan anak.
Cara penguasa, orang tua berkuasa penuh terhadap anaknya.
Cara bebas, orang tua benar-benar memperkenankan anaknya melakukan segala sesuatu sesuai dengan kemauannya sendiri,
Cara demokratik, cara gabungan antara cara bebas dan penguasa. Dalam keluarga, masing-masing punya kebebasan, tetapi mengetahui hak dan kewajiban masing-masing.

Meningkatkan Kemampuan
Agar usaha untuk membantu anak dalam belajar membawa hasil yang diinginkan, diperlukan petunjuk tentang meningkatkan kemampuan untuk melakukan mediasi. Ada beberapa kriteria dan persyaratan yang harus dipenuhi agar mediasi yang baik dapat terjadi. Kriteria tersebut meliputi:

1. Mengarahkan dan mendapat perhatian anak.
Harus ada timbal balik antara ibu dan anak, yaitu ibu mengarahkan perhatian anak dan anak mau memerhatikan. Pada bayi, kontak pandang pertama merupakan suatu tanda adanya perhatian timbal balik, sedangkan untuk anak-anak yang usianya lebih besar, perhatian timbal balik dapat ditunjukkan melalui ucapan maupun gerakan-gerakan.

2. Memberi nama dan penekanan arti.
Setelah mengarahkan perhatian, perlu menyebut dan memberi nama pada apa yang dilihat, dirasa, atau diraba. Memberi nama dan penekanan arti penting bagi anak agar anak mengenal benda-benda atau hal-hal dalam lingkungan yang dikenalnya, maka pengalaman anak semakin kaya.

3. Memberi penjelasan lebih lanjut.
Artinya, ibu membantu anak untuk melihat sesuatu lebih jauh dari apa yang sedang dihadapi saat itu. Dengan begitu, pemikiran anak menjadi lebih luas. Ibu menghubungkan satu kejadian dan kejadian yang lain dalam hubungan sebab akibat. Ibu dapat membedakan atau membandingkan apa yang dilihat, dirasa, didengar, dicium, dan diraba pada saat itu dengan sesuatu yang lain.

4. Memberikan perasaan mampu pada anak.
Perasaan keberhasilan akan memberikan rasa percaya diri dan mendorongnya untuk mempelajari hal-hal baru lainnya. Ibu memberi rasa percaya diri pada anak dengan memberikan pujian atas keberhasilan yang dicapainya.

Pujian yang diberikan harus disertai penjelasan, kenapa ibunya memberikan pujian tersebut. Dengan demikian, anak akan mengetahui hal baik yang dilakukannya dan cenderung untuk tetap mempertahankan hal baik tersebut dan memiliki rasa percaya diri.

5. Merencanakan dan mengatur tindakan.
Membiasakan anak untuk merencanakan terlebih dahulu sebelum bertindak merupakan suatu hal penting dalam rangkaia proses belajar.

Di samping itu, ibu juga dapa membantu anak merencanakan. tindakannya dengan memberikan cara-cara yang dapat dilakukan, kemudian anak memilih sendiri dengan kemampuan dan pengalaman yang dia miliki. (Maman Soleman/Tuti Hartati, S.T.P.)

Maman Malmsteen
Maman Malmsteen Aktif menulis sejak tahun 1986 di media massa. Menjadi announcer di Radio Fantasy 93,1 FM sejak tahun 1999. Menjadi Blogger sejak tahun 2010. Sekarang aktif sebagai Content Writer untuk beberapa Blog/Website.

Posting Komentar untuk "Ibu Sebagai Mediator Proses Belajar Anak"

Follow Berita/Artikel Jendela Informasi di Google News