UPT Puskesmas Tamblong mempunya wilayah kerja di Kelurahan Braga, Kelurahan Kebon Pisang, dan Kelurahan Merdeka. Gedung Puskesmas Tamblong dibangun antara 1910-1520. Lokasinya berdekatan dengan patung pesepak bola di perempatan Jalan Embong-Jalan Tamblong-Jalan Veteran-Jalan Sumatra.
Selain untuk puskesmas, tempat ini pernah juga berfungsi sebagai Balai Pemeriksaan Ibu dan Bayi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung dan kini sekretariat Pusat Pelatihan Klinik Sekunder Kesehatan Reproduksi (P2KS-KR) RSHS. Sejak 1950-an tempat itu menerima ibu-ibu hamil dan anak anak untuk diperiksa. Untuk melahirkan dilakukan di Klinik Beatrix yang sekarang Rumah Sakit Umum Bungsu atau di RSHS.
Puskesmas Tamblong mulai beroperasi 1976. Untuk masuk puskesmas, pasien harus masuk lewat pintu depan pada bagian bangunan in. Di ruangan sempit yang berukuran 2 x 5 meter persegi, pasien harus menunggu giliran untuk diperiksa. Untuk yang akan diperiksa gigi, pasien mesti menunggu di bagian belakang gedung. Poli gigi ada di bagian belakang gedung.
Gedung yang berada tidak jauh dari Masjid Lautze 2 tersebut, masuk dalam daftar cagar budaya golongan A Kota Bandung, Terdapat lima kriteria untuk memutuskan suatu bangunan masuk menjadi bangunan cagar budaya. Kriteria itu ditinjau dari nilai sejarah, nilai arsitektur, nilai ilmu pengetahuan, nilai sosial budaya, dan usia bangunan minimal 50 tahun. Cagar budaya golongan A memiliki nilai minimal 4 kriteria, golongan B 3 kriteria, dan golongan C sebanyak 2 kriteria.
Gedung itu dulunya digunakan untuk rumah tinggal dan Hogere Burger School (HBS), yaitu sekolah lanjutan tingkat menengah pada zaman Belanda. Sekolah pada era Hindia Belanda khusus untuk orang Belanda totok, Eropa, atau elite pribumi dengan bahasa pengantar bahasa Belanda. HBS setara dengan MULO ditambah AMS atau SMP ditambah SMA, tapi hanya 5 tahun.
Gedung Puskesmas Tamblong belum mengalami perubahan bentuk, hanya dari 800 m2 luas tanah peruntukan, masih menyisakan ruang sempit bagi pasien. Cat putih mendominasi gedung yang memiliki menara unik itu di bagian depannya yang menyatu dengan bangunan.
Menara berkanopi pada bagian tengah dan memiliki dua atap yang mencolok, berbeda sirap dengan atap keseluruhan bangunan atasnya. Menara bersegi delapan, jendela-jendela di bagian bawah menara dan gedung berfungsi dengan penggunaan kaca dan teralis. Di menara atas hanya berbentuk jendela yang ditutup.
Selain menara, jendela-jendela kayu vertikal di sekeliling bangunan, juga jadi ciri khas gedung. Namun di bawahnya tak menggunakan ornamen batu kali seperti kebanyakan gedung-gedung lama, justru berbentuk kolom kokoh yang biasanya digabungkan dengan penggunaan pilar-pilar.
Suasana lama gedung masih sangat terasa, terutama saat pasien menunggu giliran untuk mendaftar. Loket pendaftaran berteralis besi dan berlapiskan kaca sejak zaman dulu. [E. Saepuloh]
Posting Komentar untuk "Puskesmas Tamblong, Cagar Budaya Peninggalan Belanda"
Berilah komentar yang sopan dan konstruktif. Diharap jangan melakukan spam dan menaruh link aktif. Terima kasih.