iklan space 728x90px

Peluang Usaha Pembenihan Ikan Lele


KLASIFIKASI IKAN LELE
Ikan lele tergolong ke dalam:
Phylum : Chordata, yaitu binatang bertulang belakang.
Ke1as : Pisces, yaitu bangsa ikan yang bernapas dengan insang. 
Sub kelas : Teleostei, yaitu ikan yang bertulang keras.
Ordo : Ostariophysi,   yaitu ikan yang dalam rongga perut sebelah atas ada tulang sebagai alat perlengkapan keseimbangan.
Sub Ordo : Siluroidae, yaitu ikan yang bentuk tubuhnya memanjang dan tak bersisik 
Famili : Clariidae
Genus : Clarias

Dalam bahasa Inggris disebut Catfish (nama dalam per-dagangan), sedangkan di Pulau Sumatra namanya ikan kalang. di Makasar disebut ikan keling, di Kalimantan disebut Pintet dan di Pulau Jawa dinamakan Lele [Clarias batrachus].

CIRI-CIRI IKAN LELE
Ciri umum dari lele adalah sebagai berikut:
  • bentuk badan bulat bagian depan makin kebelakang pipih
  • kulit licin tidak bersisik
  • mempunyai empat pasang sungut (kumis)
  • sirip dada lemah, pada batas antara kepala dan bagian badan terdapat patil yaitu semacam tulang runcing, dibagian kiri dan kanan tubuh, yang menyatu dengan sirip dada
  • sirip perut tidak bersatu dengan sirip dubur
  • punggung berwarna hijau-kehitaman, bagian perut lebih terang
  • termasuk jenis ikan carnivora, yaitu ikan yang maka-nannya terdiri dari; larva insekta, udang kecil, cacing dan bahan-bahan organik yang telah membusuk
  • lebih menyukai tempat yang gelap dan aktip pada waktu malam hari, (secara alamiah)
  • lebih menyukai tempat yang tenang dimana aliran air tidak terlalu deras.

TUJUAN PEMBENIHAN
a. menyediakan benih yang cukup dan sehat
b. membantu para pemelihara lele dalam menanggu-langi kesulitan memperoleh benih

Dengan tersedianya benih yang cukup, maka diharapkan pembudidayaan ikan lele terus meningkat, sehingga permintaan konsumen dapat terpenuhi dan sekaligus membantu penyediaan protein hewani dalam rangka pemenuhan gizi masyarakat.

CARA PEMBENIHAN IKAN LELE DI JAWA BARAT
Ada dua cara pembenihan lele yang bisa dilaksanakan yaitu :
a. Cara lama
Berangkat dari sifat ikan lele yang "nocturnal" yaitu : ikan yang aktip pada waktu malam hari dan lebih menyukai tempat yang gelap. Maka dalam per-siapan kolam pembenihan, pada bagian pematang dari kolam dibuatkan lobang peneluran, dengan ukuran 20 x 20 cm, dimana jarak antara lobang yang satu dengan lainnya adalah 1 meter, sedangkan jum-lahnya disesuaikan dengan jumlah pasangan yang akan dipijahkan.

b. Cara baru
Pada cara ini pada prinsipnya sama dengan cara tra-disional yaitu pada pematang dibuatkan kotak-kotak /lobang pemijahan, hanya saja lobang tersebut ditembok, bagian atas dari lobang ditutup dengan kayu, yang bisa dibuka sehingga memudahkan pengontrolan, dan bagian dasarnya diberi pasir, lubang ini dihubungkan kekolam dengan pipa paralon sepanjang 20 cm, dengan ukuran 4 inci, ukuran kotak peneluran 30 x 30 cm dan dalamnya 50 cm.

Ukuran dari kotak peneluran itu tidak mutlak seperti tersebut diatas, tapi bisa bermacam-macam ukuran, misalnya saja panjang 50 cm, lebar 50 cm dan dalamnya 60 cm.

MENGENAL INDUK LELE
1. Ciri-ciri Induk Yang Baik
- setelah berumur 4 bulan ukurannya mencapai 100 gram atau lebih,
- gerakannya gesit,
- badannya mengkilat dan gemuk.

2. Perbedaan Induk Jantan dan Betina
Menurut petani yang berhasil dan telah berpengalaman, membedakan induk lele jantan dan induk lele betina dapat dilakukan dengan mudah, yaitu dengan memperhatikan ciri-ciri yang dipunyai oleh ikan-ikan lele tersebut.

a. Clri-ciri induk lele jantan.
- alat kelaminnya terdapat di dekat lobang dubur bagian belakang berupa tonjolan, yang meruncing
- warna badan lebih gelap
- kepalanya kecil
- kulitnya lebih kasar
- perutnya kenyal dan tidak lembek


b. Ciri-ciri Induk lele betina
- Alat kelaminnya terdapat di dekat lobang dubur bagian belakang berupa tonjolan yang berbentuk bulat.
- warna badan lebih cerah
- kepalanya lebih besar
- kulitnya lebih halus
- perutnya lembek


3. Ciri-ciri Induk Ikan Lele Yang Telah Siap Dipindahkan
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman induk-induk lele yang sudah siap memijah, menunjukan tanda-tanda sebagai berikut:
a. Induk lele jantan.
- alat kelamin tampak jelas meruncing
- perut tetap ramping, dan jika perut diurut (ditekan pelan-pelan) akan keluar air maninya
- warna badannya menjadi lebih gelap dari biasanya
- tulang kepala lebih mendatar (gepeng)
- gerakannya lincah

b. Induk lele betina
- alat kelamin warnanya kemerahan dan lubangnya agak membesar,
- tulang kepalanya agak cembung
- gerakannya lamban
- warna badan lebih cerah dari biasanya

Induk-induk lele ini dapat bertelur setiap dua (2) bulan sekali.

4. Pemeliharaan Induk Lele
Yang penting dalam pemeliharaan atau perawatan, baik induk maupun calon induk lele adalah mengusahakan agar;
- induk harus selalu sehat
- tidak mudah terserang penyakit
- mempunyai kemampuan yang baik/fitalitas tinggi

Untuk tujuan itu maka dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
a. Tempat pemeliharaan dan pengaturan air
- induk-induk lele tetap dipelihara pada kolam pembenihan
- pengaturan air supaya sering berganti walaupun pemasukan air tidak terlalu deras
- dengan debit air 5 - 6 liter/detik telah mencukupi untuk menyegarkan lingkungan hidup induk-induk lele

b. Pemberian makanan yang cukup dan bermutu baik
Selain makan alami induk dan calon induk ikan lele harus diberi makanan tambahan yang berupa pellet, sisa-sisa pemotongan ternak atau hewan, cacing, sisa-sisa penyiangan ikan (isi perut, insang dan lain sebagainya) dan makanan anak ayam.
  • banyaknya 2 - 3 %dari berat tubuh
  • selain itu, khusus untuk makanan induk lele, dapat berupa campuran antara bekatul, jagung dan bekicot yang perbandingannya; 2:1:1
  • sebaiknya jagung yang digunakan dihancurkan terlebih dahulu, walaupun tidak sampai halus
  • cara membuat campuran makanan seperti terlihat dalam gambar

PEMBENIHAN IKAN LELE
1. Persiapan Kolam Pembenihan
Pekerjaan yang dilakukan dalam persiapan kolam pembenihan yaitu;
- pengeringan & perbaikan pematang
- pengapuran dengan ukuran 25 - 200 gr/m2
- pemupukan; 
pupuk kandang 500 - 700 gr/m2
Urea 15 gr/m2
TSP 20 gr/m2

Pembuatan kotak/lobang peneluran, lobang ini di buat dengan dua cara yaitu :
a. Cara lama (tradisional)
  • kolam pembenihan berfungsi pula kolam pendederan,
  • lobang peneluran dibuat pada pematang dengan ukuran 20 x 20 Cm, jumlahnya di sesuaikan dengan jumlah induk yang akan dipijahkan, dengan jarak antara lobang yang satu dengan lainnya ±1 meter,
  • pada bagian atas dari lobang diberi/dipasang sisa atau rumput-rumputan (rumpon) sehingga lobang tertutup
  •  kolam diairi sampai lobang terendam air
  • pada salah satu sisi dibuat lobang besar yang dilengkapi dengan tumpukan batu
b. Cara baru.
  • cara ini prinsipnya sama dengan cara lam % hanya lebih di sempurnakan
  • lobang dibuat permanen, bahan tembok atau batako, ukuran dapat bervariasi antara 25 x 25 x 50 cm, atau 50 x 50 x 60 cm
  • bagian atas dari kotak ditutup dengan anyaman bambu atau papan yang setiap saat dapat dibuka,
  • kotak peneluran dengan kolam dihubungkan oleh lobang dengan menggunakan pipa paralon atau hong dari tanah dimana garis tengah hong/paralon ±4inchi ( ±10cm)
  • lobang terletak ±5 -10 cm di atas dasar kotak,
  • dasar kotak dilapisi pasir atau kerikil
  • kedalaman air dalam kotak harus selalu berkisar antara 15 - 20 cm
  • jumlah kotak peneluran, disesuaikan dengan jumlah induk yang akan dipijahkan

Konstruksi kotak peneluran yang dibuat secara permanen (ditembok) seperti terlihat pada gambar.

2. Konstruksi Kolam Pembenihan
Ukuran dan konstruksi kolam pembenihan adalah sebagai berikut:
  • bentuk 4 persegi panjang, ukurannya 25 - 200 m2
  • ukuran ini tidak mutlak, tergantung dari tanah yang dimiliki
  • dinding pematang sebaiknya di tembok atau dapat juga dengan batu atau bata merah,
  • kedalaman kolam 0,5 m -1,5 m, dengan dasar ber-lumpur
  • pipa pemasukan air terletak di atas permukaan air, sedangkan pengeluaran terletak di bawah, sebaiknya berbentuk monik kecil.tapi pipa biasapun tidak apa-apa
  • kotak-kotak peneluran dibuat sepanjang pematang kolam dengan jarak antara, yang satu dengan lain-nya ±.1 meter
3. Cara Pemijahan
Setelah kolam diairi selama 5-7 hari, baru pemijahan dilaksanakan, pemijahan ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a. Cara lama (tradisional)
  • masukanlah atau sebarkan induk-induk lele yang telah disediakan ke dalam kolam,
  • jumlah induk (betina & jantan), sama dengan banyaknya kotak peneluran yang telah disiapkan,
  • induk-induk lele akan kawin dan bertelur di dalam kotak-kotak peneluran,
  • setelah 20-24jam telur-telur lele akan menetas, benih-benih lele akan kelihatan naik turun ke permukaan air,
  • selama pemeliharaan, harus diberi makanan tambahan berupa dedak atau ampas tahu,
  • benih lele baru bisa di pungut setelah berumur dua bulan,
  • dari 1 ekor induk yang beratnya 100 - 300 gram dapat menghasilkan benih 750 ekor,
  • cara ini pengontrolannya sulit.
b. Cara baru
Pada prinsipnya cara ini sama dengan cara lama (tradisional)
  • tempat bertelur dalam kotak peneluran, setelah 5-7 hari kolam diair, induk-induk lele tersebut disebarkan/dimasukan ke dalam kolam,
  • kotak peneluran diperiksa setiap hari apakah sudah ada induk yang memijah atau belum,
  • setelah terlihat adanya telur, kotak jangan di buka lagi sampai saat pemanenan benih,
  • biasanya 20 - 24 jam telur-telur lele menetas,
  • air dalam kotak peneluran supaya tetap ke dalamannya berkisar antara 15 - 20 cm,
  • benih-benih lele akan terus di jaga oleh induknya, selama anak-anak lele itu belum dapat mencari makanan sendiri,
  • biarkan benih dalam kotak peneluran selama 7 hari,
  • cara ini pengontrolannya dapat dilaksanakan dengan mudah dan sewaktu-waktu tergantung dari kepentingan,
4. Cara Penangkapan Benih
Seperti halnya pemijahan, maka dalam penangkapan benih inipun ada dua cara yang dapat dilakukan yaitu :
a. Cara Lama
  • sediakan potongan (bumbung) bambu yang panjangnya masing-masing 1 meter, dengan lobang yang berdiameter 5 cm, salah satu ujungnya ditutup,
  • air kolam sedikit demi sedikit dikeluarkan (diturunkan)
  • setelah ketinggian air kolam mencapai ±.20 cm, kemudian permukaan air ditepuk-tepuk oleh tangan agar benih-benih lele masuk kedalam bumbung-bumbung bambu,
  • kemudian bumbung-bumbung bambu diangkat, dan tumpahkan isinya ke dalam tempat yang telah disediakan (ayakan atau ember dan lain sebagainya)
  • benih-benih yang tidak masuk kedalam bumbung bambu tadi, dapat ditangkap disaluran kolam dengan menggunakan serok atau ayakan kecil,
  • terakhir barulah menangkap induk-induk yang biasanya berkumpul pada lubang dengan tumpukkan batunya,
b. Cara Baru
  • kolam pemijahan tidak usah dikeringkan karena benih langsung ditangkap dari kotak-kotak peneluran,
  • pada waktu penangkapan benih akan dilakukan, siapkan terlebih dahulu tempat penampungan benih (ember dan lain sebagainya), dide-kat lobang pengeluaran dari kotak peneluran,
  • tutuplah lobang yang menghubungkan kotak peneluran dan kolam, lalu turunkan air dalam kotak sedikit demi sedikit, atau benih diambil dengan menggunakan pisin (piring kecil), jangan menggunakan saringan,
  • pindahkan benih-benih lele kekolam pendederan yang telah disediakan
PENDEDERAN & PEMBESARAN
Pendederan sebaiknya dalam kolam yang pematangnya ditembok, dengan dasar yang berlumpur, apabila terpaksa pendederan dilaksanakan dalam kolam yang pematangnya tanah, usahakan agar pematang kolam tidak terlalu landai, maksudnya agar benih lele tidak keluar pada waktu hujan.
1. Persiapan Kolam
  • pengolahan tanah,
  • pemupukan; pupuk kandang (Mis; kotoran ayam) 200-250gram/m2,  Urea : 10 gram/m2, TSP   : 5 gram/m2
  • pembuatan saluran keliling yaitu; saluran yang menghubungkan saluran pemasukan dan saluran pengeluaran air, dengan ukuran 30 - 40 cm, keda-lamnyal0-25 cm,
  • dekat saluran pengeluaran air dibuat lekukan, atau gombangan, dengan ukuran 1 x 1 x 0,5 m, lekukan ini merupakan tempat berkumpulnya benih-benih lele, pada waktu penangkapan,
2. Pendederan I [Pertama]
  • padat penebaran 200 - 500 ekor/m2, untuk benih yang berumur tujuh hari,
  • air agar diusahakan tetap mengalir dengan kedala-man 25 - 30 cm dan pemasukan air ini dilakukan secara bertahap,
  • pendederan dilakukan pada waktu air telah mencapai ke dalaman 5 cm, selanjutnya air dinaikan sampai mencapai kedalaman 25 - 30 cm,
  • makanan selain makanan alami berupa kutu air, cacing, anak-anak nyamuk, juga diberi makanan tambahan berupa kuningtelur, untuk setiap 1.000 ekor benih membutuhkan 2 butir kuning telur dengan cara diremas kemudian ditaburkan dikolam, lamanya pemeliharaan dalam pendederan pertama ini adalah 3 minggu, dengan ukuran benih yang dihasilkan 3 - 5 Cm,
  • pemeliharaan selanjutnya pada kolam pendederan
    Pendederan II (Kedua)

3. Teknik Penangkapan
  • untuk memudahkan dalam penangkapan, maka pada saluran keliling, diletakkan potongan-potongan bambu (bumbung) dengan ukuran panjang 1 meter dan diameter lobang 5 cm,
  • air kolam diturunkan, dan yang berair hanya bagian saluran keliling (kemalir) saja, kemudian permukaan air kemalir ditepuk-tepuk agar benih lele masuk ke dalam bambu-bambu itu,
  • apabila diperkirakan sudah banyak benih lele yang masuk ke dalam bambu, maka bambu tersebut di-angkat satu persatu dengan menutup lobangnya, kemudian tumpahkan isinya ke dalam wadah (mis : ember dan lain sebagainya) yang telah disediakan,
  • setelah potongan-potongan bambu terangkat semua, air dalam kemalir (saluran keliling) diturunkan lagi, sehingga yang berair hanya lekukan (gombangan) dekat saluran pengeluaran, penurunan air itu dilakukan secara perlahan-lahan, agar benih benih lele turun ke dalam lekukan (gombangan) tadi,
  • terahir bila benih semuanya telah berkumpul dalam lekukan, airnya diturunkan lagi secara perlahan-lahan dan penangkapan dilakukan dengan menggunakan waring atau ayakan penyabetan,
  • selanjutnya didederkan di kolam pendederan yang ke II (dua).
4. Pendederan II (Kedua):
Dalam pendederan kedua ini, persiapan kolam, pemupukan, teknik pendederan dan teknik penangkapan sama dengan pendederan I (pertama), hanya padat penebaran kurang dari pendederan I,
  • kedalaman air mencapai 40 cm,
  • makanan, selain makanan alami berupa kutu air, cacing dan lain sebagainya, juga diberi makanan tambahan berupa rayap, sisa dapur dan dedak halus,
  • pemberian dedak ini dapat dilakukan dengan menggunakan wadah yang digantung ±2 cm, masuk ke dalam air,
  • lamanya pemeliharaan pada pendederan II (kedua) ini, selama 1 bulan benih yang dihasilkan mencapai ukuran 5 - 8 cm.
5. Pembesaran
Persiapan kolam pembesaran adalah perbaikan pematang, pengeringan dan pengapuran serta pemupukan, pengapuran dimaksudkan untuk membunuh hama dan penyakit yang mungkin terdapat dalam kolam pembesaran tersebut.
- pengapuran dengan ukuran 25 - 200 gram/m2
- pemupukan; 
pupuk kandang 500 - 700 gram/m2
Urea 15 gram/m2
T S P 10 gram/m2

Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam kolam pembesaran yaitu;
  • sebaiknya pematang kolam di tembok,
  • pembuatan kemalir (saluran) di bagian tengah kolam dengan kedalaman 30 - 50 cm,
  • kedalaman air berkisar antara 40 -100 cm,
  • air harus tergenang atau setengah tergenang dengan kecepatan aliran 10 liter/menit karena kalau terlalu deras kurang cocok untuk lele,
  • air harus selalu diganti walaupun tidak terlalu sering, maksudnya agar kotoran-kotoran baik yang berasal dari ikan itu sendiri, maupun dari sisa makanan tidak tertumpuk, walaupun lele relatif memiliki daya tahan terhadap air yang jelek, tapi mengingat air yang mengandung bahan-bahan pengotor, baik yang terlarut maupun yang mengendap (mis : Amoniak) mempunyai sifat yang menghambat terhadap pertumbuhan ikan, oleh karena itu usahakan agar air tetap bersih dan segar,
  • padat penebaran 30 - 50 ekor/m^ dengan ukuran 7-10 cm/ekor,
  • makanan, selain makanan alami yang tersedia di kolam, juga diberi makanan tambahan berupa, makanan campuran dari, bakatul, jagung dan bekicot yang banyaknya 3-5% dari jumlah berat ikan lele, selain itu dapat pula diberi makanan yang berupa sisa-sisa dapur, sisa-sisa pemotongan ternak, sisa-sisa pemotongan ikan, cacing tanah, makanan ayam atau pellet,
  • lama pemeliharaan berkisar 6 - 8 bulan, dengan hasil ±200 gram/ekor (ikan konsumsi),
PEMBERANTASAN PENYAKIT
  • agar benih-benih lele tidak mudah terserang penyakit, maka setiap pemindahan benih harus direndam dulu dalam larutan formalin; 20 mg/liter selama 5 menit atau kurang (kadar formalin 40%)
  • untuk pengobatan benih yang sudah terserang parasit & penyakit seperti bakteri, protozoa, cacing, maka benih di celupkan ke dalam larutan formalin 200 mg/ liter selama 20 - 25 menit
  • atau bisa juga larutan formalin yang terdiri dari 40 - 50 mg formalin untuk setiap 1 liter dimasukan ke dalam setiap 1 (satu) meter kubik, air dalam kolam
  • benih-benih yang terlanjur sudah terserang bakteri, bisa diberi teramicyn 0,01 % yang dicampur dengan makanan selama 10 hari.

Maman Malmsteen
Maman Malmsteen Aktif menulis sejak tahun 1986 di media massa. Menjadi announcer di Radio Fantasy 93,1 FM sejak tahun 1999. Menjadi Blogger sejak tahun 2010. Sekarang aktif sebagai Content Writer untuk beberapa Blog/Website.

Posting Komentar untuk "Peluang Usaha Pembenihan Ikan Lele"

Follow Berita/Artikel Jendela Informasi di Google News