iklan space 728x90px

Untuk Cegah Stroke Kenalilah Fibrilasi Atrium

Tak banyak yang mengenal istilah fibrilasi atrium (FA). FA adalah gangguan irama jantung berupa detak jantung yang tidak regular. Penyakit ini bisa menyebabkan pembekuan darah di jantung yang bila lepas ke sirkulasi bisa menyebabkan stroke.

FA juga faktor resiko yang menyebabkan terjadinya gagal jantung dan serangan jantung. Sebaiknya Anda mencegah dan mengenali penyakit ini dengan melakukan pemeriksaan ke dokter. Nah, bagaimana cara mengenali fibrilasi atrium?

Penyakit kardiovaskular harus dihindari karena bisa menimbulkan risiko kematian. Berdasarkan data World Health Organization, penyakit kardiovaskular menjadi penyebab kematian nomor satu, sebanyak 31 persen kematian secara global. Salah satu penyakit kardiovaskular adalah Fibrilasi Atrium (FA).

Baca juga : Inilah 4 Pola Hidup untuk Mencegah Penyakit Jantung

FA merupakan gangguan irama jantung dengan karakteristik ketidakteraturan interval RR, yakni tidak ada pola repetitif pada elektrokardiogram (EKG). Pada saat pemeriksaan, tidak ada gambaran gelombang P yang jelas pada EKG dan siklus atrial (jika terlihat), yakni interval di antara dua aktivasi atrial sangat bervariasi (<200ms) atau >300 kali per menit.

Penyakit Fibrilasi Atrium terjadi akibat gangguan sinyal listrik pada serambi jantung sehingga bergetar dan tidak berfungsi dengan baik. Dalam keadaan ini, darah berkumpul di atrium dan membentuk bekuan darah
dapat lepas dan menuju ke otak sehingga berakibat stroke. Bukan hanya itu, FA juga mengakibatkan gagal jantung yang menyebabkan cepat lelah, pusing hingga sesak nafas. Penyakit FA ini merupakan kondisi progresif yang jika tidak diobati dapat memperburuk kondisi kesehatan serta timbul komplikasi.

Fibrilasi Atrium Dapat Sebabkan Stroke
Seseorang yang menderita penyakit FA memiliki risiko terserang stroke lima kali lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak mengidap penyakit FA. Bila penderita FA mengalami stroke, biasanya mengalami keparahan dan disabilitas yang lebih berat dibanding pasien stroke tanpa FA.

Baca juga : Rumus Mencegah Penyakit Jantung

Penyakit ini juga berkaitan erat dengan penyakit kardiovaskular. Di antaranya hipertensi, gagal jantung, jantung koroner, hipertiroid, diabetes mellitus (DM), obesitas dan penyakit jantung bawaan seperti septum atrium, kardiomiopati, penyakit ginjal kronis maupun penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

Terdapat dua jenis stroke yakni stroke berdarah dan stroke sumbatan, dengan faktor risiko usia, jenis kelamin, darah tinggi, diabetes melitus serta FA. Untuk FA, yang merupakan faktor risiko sifatnya independen dan dapat dengan cepat menimbulkan stroke sumbatan.

Stroke yang disebabkan FA memiliki kaitan antara kardiologi dengan neurologi. Kardiologi lebih fokus kepada FA secara pathogenesis (faktor risiko atau risiko yang ditimbulkan FA) yaitu mengobati FA serta melakukan pencegahan sebelum stroke yang disebut primer prevention. Namun. jika pasien FA sudah terserang stroke, maka bidang neurologi yang menangani pasien tersebut melakukan secondary prevention. yakni mencegah kekambuhan sumbatan serta mencegah risiko stroke berdarah.

Baca juga : Hindarkan Serangan Jantung Dengan Gaya Hidup Ideal

Prevalensi pasien FA semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Sekitar 0,2 persen dari populasi di umur 40-60 tahun. Sedangkan di atas umur 80 tahun mencapai 15-40 persen. Ini menunjukan bahwa fibrilasi atrium merupakan aging disease.

Aging disease merupakan suatu penyakit yang prevelansinya meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Di Indonesia, banyak insiden stroke akibat FA terjadi pada usia produktif, yakni di bawah usia 60 tahun.. Hal tersebut sangat disayangkan karena pasien datang ke rumah sakit dalam keadaan stroke dan setelah diperiksa ternyata disebabkan oleh FA.

Gejala Fibrilasi Atrium
Gejala yang timbul dari penyakit FA berbeda-beda bagi setiap individu. Gejala dipengaruhi oleh usia dan penyakit dasamya. Beberapa gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini di antaranya cepat lelah, irama jantung tidak teratur, sesak nafas, berdebar-debar, kesulitan mengerjakan pekerjaan sehari-hari, rasa nyeri, dada tertekan dan terasa diikat, mengalami pusing, rasa mengambang dan berputar hingga pingsan, dan buang air kecil yang semakin sering. Penyakit ini didiagnosis dengan menggunakan mesin elektrokardiografi (EKG) dan alat perekam monitor holter. Alat ini. dapat dikenakan tujuh hari hingga beberapa minggu yang kemudian memberikan hasil akurat mengenai irama jantung bahakan saat sedang tidur. Setelah terdiagnosis FA, berbagai macam pengobatan dan intervensi dapat dilakukan.

Baca juga : Manfaat Jantung Pisang Bagi Kesehatan Jantung

Pengobatan yang dilakukan antara lain kardioversi. Kardioversi yakni salah satu tindakan memberikan kejut listrik dengan tujuan untuk mengembalikan irama jantung menjadi normal. Pengobatan lainnya adalah Ablasi Radiofrekuensi yaitu salah satu pilihan untuk mengatasi FA pada pasien yang tidak membaik atau tidak dapat ditatalaksanankan dengan pemberian obat-obatan.

Ada pula pemberian antikoagulan yang dapat mengurangi risiko stroke. Antikoagulan ini sering disebut pengencer darah khusus yang berfungsi mencegah proses pembekuan darah. Terdapat beberapa obat antikoagulan yang tersedia untuk mencegah stroke pada FA. Obat ini memiliki tujuan menghambat jalur pembekuan darah, sehingga bekuan darah tidak terbentuk. Obat tersebut di antaranya golongan warfarin, penghambat trobin dan faktor Xa.

Namun, bisa dilakukan upaya pencegahan terutama menghindari faktor risiko. Dokter biasanya akan menghitung storing FA dengan memperhatikan seluruh faktor risiko. Di antaranya congestive heart pulse, hipertensi, usia, diabetes, stroke, vascular disease, sex category atau yang dikenal dengan metode CHADSVASC. Selain itu, pencegahan juga bisa dilakukan dengan memeriksakan diri ke dokter apabila terjadi gejala FA dan pemberian antikoagulan jika terdiagnosis FA.   [Source Article: Winggi, IK 11/X/2016]
Maman Malmsteen
Maman Malmsteen Aktif menulis sejak tahun 1986 di media massa. Menjadi announcer di Radio Fantasy 93,1 FM sejak tahun 1999. Menjadi Blogger sejak tahun 2010. Sekarang aktif sebagai Content Writer untuk beberapa Blog/Website.

Posting Komentar untuk "Untuk Cegah Stroke Kenalilah Fibrilasi Atrium"

Follow Berita/Artikel Jendela Informasi di Google News