iklan space 728x90px

Yuk Melongok Sejarah Perkeretaapian di Museum Kereta Api Ambarawa

Saat berkunjung ke Provinsi Jawa Tengah, salah satu tujuan wisata yang tak boleh dilewatkan adalah menyusuri sejarah kereta api di Indonesia khususnya jalur di Pulau Jawa. Dari Kota Semarang, kita geser sedikit ke Kecamatan Ambarawa yang merupakan destinasi dengan label wajib dikunjungi. Di sana, terdapat Museum Kereta Api yang mengoleksi sejumlah lokomotif yang berusia lebih dari 100 tahun.

Perjalanan dari Kota Semarang ke Ambarawa memakan waktu hampir sejam. Selain bisa menyusuri jalan pinggir kota, saat ini sudah ada tol dalam kota yang menghubungkan Semarang dengan Ambarawa. Hal ini membuat jarak tempuh menjadi lebih cepat. Selain itu, untuk mencapai Museum Kereta Api tidak sulit karena sejumlah papan penunjuk jalan akan menjadi panduan kita untuk mencapai museum yang didirikan pada 1976 itu.
Di pos tiket, untuk masuk ke museum, Anda harus membayar tiket Rp 10.000 per orang. Jika Anda membawa anak-anak, harga tiket per anak Rp 5.000. Harga tiket ini di luar harga jika Anda ingin menaiki lokomotif untuk berkeliling Ambarawa sampai Tuntang.

Untuk menjajal lokomotif sambil bemostalgia, Anda harus mencarternya dengan anggota rombongan minimal 40 orang. Ada dua pilihan lokomotif yang bisa dipilih saat mencarter, yaitu lokomotif uap dan diesel. Untuk lokomotif diesel, dipatok Rp 5 juta, sedangkan lokomotif uap Rp 10 juta per rombongan.

Bangunan Museum Kereta Api Ambarawa masih orisinal. Di bagian depan bangunan ada peron tiket kereta api lengkap dengan alat pencetak tiket. Di gedung kedua, ada artefak yang berhubungan dengan kereta api, seperti mesin telegram dan komponen kereta api.

Kereta Api Seri B
  
Kereta Api Seri C

Kereta Api Seri D

Di pojok museum, tepatnya di buritan rel lebih dari sepuluh lokomotif berserakan berantakan. Lokomotif itu terdiri atas berbagai seri, seperti seri B, C, dan D yang kebanyakan diproduksi dari era 1800-an.
Tahu tidak apa arti seri B, C, D yang tertera di lokomotif? Ternyata huruf-huruf tersebut memiliki arti tersendiri. Lokomotif seri B merupakan lokomotif dengan dua roda penggerak, sedangka seri C tiga roda penggerak. Begitu seterusnya. Jumlah roda penggerak sesuai dengan urutan alfabet.

Saat Anda melihat lokomotif yang masih berantakan, papan keterangan berwarna biru sudah terpasang. Di situ tertulis tahun pembuatan, seri lokomotif, dan daya cepat lokomotif yang setara sejumlah ekor kuda. Lokomotif yang paling tua adalah seri C1140 buatan Jerman yang keluar tahun 1891.
Baca juga : Masjid Menara Kudus, Simbol Toleransi Beragama
Museum itu diproyeksikan akan menjadi etalase lokomotif tua di Indonesia yang dilengkapi berbagai sarana. Saat ini, koleksi lokomotif yang ada museum ada 20. Untuk seri B5112 buatan Jerman tahun 1900 sudah dioperasikan lagi yang kini disimpan di depo yang tak jauh dari stasiun. Jika Anda berkesempatan ke Museum Kereta Api, ada baiknya menyusuri rel dari gedung museum ke depo untuk melihat lokomotif uap dan diesel yang bisa dioperasikan.   [Source : Berbagai Sumber]
Maman Malmsteen
Maman Malmsteen Aktif menulis sejak tahun 1986 di media massa. Menjadi announcer di Radio Fantasy 93,1 FM sejak tahun 1999. Menjadi Blogger sejak tahun 2010. Sekarang aktif sebagai Content Writer untuk beberapa Blog/Website.

Posting Komentar untuk "Yuk Melongok Sejarah Perkeretaapian di Museum Kereta Api Ambarawa"

Follow Berita/Artikel Jendela Informasi di Google News