iklan space 728x90px

Gejala DBD Dahulu dan Sekarang Berbeda, Perlukah Kita Waspada?


Jendela Informasi - Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi virus dengue. DBD telah menjadi momok menakutkan bagi masyarakat Indonesia selama bertahun-tahun. Gejalanya yang khas, seperti demam tinggi, ruam, dan nyeri sendi, seringkali mudah dikenali.

Namun, tahukah Anda bahwa gejala DBD saat ini menunjukkan beberapa perbedaan dibandingkan dengan beberapa tahun lalu? Perbedaan ini perlu diwaspadai agar masyarakat dapat mengenali DBD dengan lebih baik dan segera mencari pertolongan medis.


Perbedaan Gejala DBD Dahulu dan Sekarang

Salah satu perbedaan yang paling mencolok adalah intensitas demam. Dahulu, demam DBD biasanya tinggi dan berlangsung selama beberapa hari. Demam ini seringkali disebut "demam berdarah berbintik" karena munculnya ruam bintik-bintik merah pada kulit.

Namun, saat ini, demam DBD bisa lebih ringan dan berlangsung lebih singkat. Hal ini dapat membuat orang yang terinfeksi tidak menyadari bahwa mereka mengidap DBD, terutama pada anak-anak.

Perbedaan lain yang perlu diperhatikan adalah munculnya gejala lain. Dahulu, gejala DBD yang umum adalah demam, ruam, dan nyeri sendi.

Namun, saat ini, DBD dapat menunjukkan berbagai gejala lain, seperti mual, muntah, diare, sakit perut, dan sakit kepala. Gejala-gejala ini bisa menyerupai penyakit lain, seperti flu atau tifoid, sehingga membuat diagnosis DBD lebih sulit.


Faktor yang Menyebabkan Perbedaan Gejala

Perubahan gejala DBD ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

Evolusi virus dengue: Virus dengue terus bermutasi, dan mutasi ini dapat menyebabkan perubahan pada gejala yang ditimbulkannya.

Kekebalan tubuh: Orang yang pernah terinfeksi DBD sebelumnya mungkin memiliki kekebalan terhadap virus tertentu, sehingga gejalanya bisa lebih ringan saat terinfeksi kembali.

Usia: Anak-anak umumnya memiliki gejala DBD yang lebih ringan dibandingkan orang dewasa.


Kewaspadaan dan Pencegahan DBD

Meskipun gejala DBD saat ini menunjukkan beberapa perbedaan, penyakit ini tetap berbahaya dan dapat berakibat fatal jika tidak diobati dengan tepat.

Oleh karena itu, penting untuk selalu waspada terhadap gejala DBD, baik yang khas maupun yang tidak biasa.

Jika Anda mengalami demam, ruam, nyeri sendi, mual, muntah, diare, sakit perut, atau sakit kepala, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Selain itu, upaya pencegahan DBD juga tak kalah penting. Pencegahan terbaik adalah dengan meminimalkan tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti dengan 3M Plus, yaitu:

  • Menguras: Menyiram tempat penampungan air.
  • Menutup: Tutup rapat tempat penampungan air.
  • Memanfaatkan: Memanfaatkan kembali barang bekas.
  • Mendaur ulang: Mendaur ulang barang bekas.
  • Plus: Melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara berkala.

Dengan kewaspadaan dan upaya pencegahan yang tepat, kita dapat melindungi diri dan keluarga dari bahaya DBD.

Maman Malmsteen
Maman Malmsteen Aktif menulis sejak tahun 1986 di media massa. Menjadi announcer di Radio Fantasy 93,1 FM sejak tahun 1999. Menjadi Blogger sejak tahun 2010. Sekarang aktif sebagai Content Writer untuk beberapa Blog/Website.

Posting Komentar untuk "Gejala DBD Dahulu dan Sekarang Berbeda, Perlukah Kita Waspada?"

Follow Berita/Artikel Jendela Informasi di Google News