iklan space 728x90px

Sahabat Untuk Selamanya

Drama 6 Pelaku : Sahabat Untuk Selamanya


Para pelaku :
1. Ima
2. Noni
3. Chaca
4. Tasya
5. Dira
6. Rahmat


Hari Selasa pagi, tampak anak-anak yang datang ke sekolah baru sedikit.  Pada saat itu, di kelas VIII-A tampak santai-santai karena tidak ada PR dan tidak ada ulangan.
Ima    : (masuk ke kelas dengan penuh keceriaan) “Hai teman-teman…”
Noni, Tasya, Chaca : “Hai….”
Chaca : “Tumben kamu pagi-pagi udah ceria, biasanya kan kalau pagi kamu suka cemberut.”
Ima     :”Ya  iyalah  ceria,  hari  ini gak  ada  PR, gak ada ulangan.  Apa Dira belum datang?”
Tasya  :”Belum, dari tadi juga kita lagi nunggu dia.”
Ima     :”Kenapa  dia  belum  datang  ya?  Biasanya  kan  dia berangkat suka pagi-pagi.  Apa dia  
               sakit ya?”   
Noni   :”Ya  mungkin,  tapi  kalau  Dira sakit suka kirim surat, suratnya kan suka dititipin sama si 
              Doni.”
Chaca :”Tapi  Si  Doni  kan  udah  datang,  kalau  dia  bawa  surat  dari Dira langsung dikasihin 
               sama kita.”
(Kemudian Dira datang dengan muka termenung)
Noni      : “Dir, kamu kenapa? Apa kamu sakit?”
Dira       : “Enggak kok, aku gak apa-apa.”
Tasya    : “Tapi kok muka kamu lesu banget?”
Ima        : “Iya, kenapa kamu?”
Dira       : “Aku gak apa-apa, kalian jangan khawatir.”
(Kemudian  bel  masuk  sekolah berbunyi dan siswa-siswi masuk ke kelasnya masing - masing.   Pada  saat  itu,  pelajaran  Bahasa Indonesia dan Pak Dedi tidak hadir karena ada keperluan pribadi, anak-anak pun diberi tugas untuk mengisi LKS.  Anak-anak tampak mengerjakan tugas.  Dan bel istirahat pun berbunyi, kemudian anak-anak mengumpulkan tugasnya.  Semua anak yang ada di kelas pergi ke kantin, kecuali Dira).
Noni     : “Dir, kamu mau ikiut ke kantin gak?”
Dira      : “Gak, aku lagi malas ke kantin.”
Noni     : “Oh, ya udah kami ke kantin dulu.”
Dira      : “Ya.”
Baca juga : Puisi Sunda Karya Ibnu Hajar Apandi
(Dira  pun  memikirkan  tagihan  SPP  karena  dia belum membayarnya  dan pada   saat   itu   juga  harus membayarnya.   Sempat   terlintas  di  pikirnya untuk   mengambil   uang   temannya   yaitu  Ima,  dan kebetulan  pada  saat istirahat di kelas tidak ada siapa-siapa).
Dira     : “Ma, ma’af aku ngambil uang kamu,  aku  juga  terpaksa.” ( sambil menengok ke kanan  dan ke  kiri,  kemudian  langsung  duduk  di tempat duduk) 
(Ima, Tasya, Noni pun masuk ke kelas)
Ima        : “Dir, kamu mau?”(sambil menyodorkan makanan)
Dira      : “Gak.”(dalam hatinya berkata,”Maafin aku ya, Ma!”)
Ima       : (Kemudian   Ima   membuka   tasnya  dan  melihat  kalau  uangnya tidak ada)
               “Teman-teman,  kalian  lihat uang aku gak? Tadinya ada di tas, tapi kok gak ada ya…?”
Tasya    : “Ya mana kita tahu, mungkin kamu lupa naroh.”
Ima        : “Enggak, aku yakin aku nyimpan uangnya di tas.”
Noni      : “Coba cari lagi, mungkin uangnya keselip dalam buku.”
Ima        : “Gak  ada” ( dengan  muka  panik )   “Dir,  kamu  tahu  gak dimana uang aku?”
Dira       : “Enggak.” (dengan muka gugup)
Rahmat : “Aku tahu kenapa uang kamu hilang.”
Ima        : “Kenapa?”
Rahmat : “Tapi kalian janji ya jangan marah!”
Ima        : “Iya.”
Rahmat : “Sebenarnya uang kamu dicuri.”
Ima        : “Dicuri? Sama siapa?”
Rahmat : “Sama Dira.”
Ima        : “Dira? Apa benar kamu Dira?”
Dira       : “Enggak kok” (tampak wajahnya gugup)
Rahmat  : “Dir, aku tadi lihat semuanya.  Maafin aku ya…”
Ima         : “Emang benar kamu?”
Dira        : “Iya, maafin aku ya…” (dengan muka gugup)
Tasya     : “Kenapa kamu melakukan itu?”
Noni       : “Iya, kenapa?”
Dira        : “Karena aku belum bayar SPP.”
Ima         : “Karena  itu  kamu  mencuri? Bukannya kamu bilang sama kami, kami juga pasti mau 
                  bantu kamu, iya gak teman-teman?” 
Noni, Rahmat, Tasya : “Iya.”
Dira         : “Aku  gak  mau  bikin  kalian repot.  Sekali lagi aku minta maaf.”
Ima          : “Gak  apa - apa kok, aku juga mengerti kenapa kamu melakukan itu.”
Dira         : “Kalian memang sahabat aku yang paling baik.”
Tasya       : “Ya iyalah, kita kan sahabat.”
Noni         : “Sahabat untuk selamanya.”
Tasya, Dira, Ima  : “Best Friends Forever.”
Maman Malmsteen
Maman Malmsteen Aktif menulis sejak tahun 1986 di media massa. Menjadi announcer di Radio Fantasy 93,1 FM sejak tahun 1999. Menjadi Blogger sejak tahun 2010. Sekarang aktif sebagai Content Writer untuk beberapa Blog/Website.

Posting Komentar untuk "Sahabat Untuk Selamanya"

Follow Berita/Artikel Jendela Informasi di Google News