iklan space 728x90px

Memahami Batuk Akut dan Batuk Kronis, Apa Perbedaannya?

#Batuk merupakan gejala dari satu penyakit. Potensi untuk menularnya tergantung dari penyakitnya apa. Untuk itu, kewaspadaan tetap diperlukan. Salah satunya dengan menerapkan etiket batuk.

Batuk merupakan gejala dari satu penyakit, bukan termasuk penyakit. Banyak sekali penyakit yang gejala awalnya berupa batuk. Batuk juga merupakan refleks dari saluran napas kita untuk mengeluarkan sesuatu yang sekiranya berbahaya bagi saluran napas. Misalnya, ketika orang tersedak sesuatu seperti makanan maka orang itu akan batuk. Batuk tersebut merupakan satu refleks dari tubuh dalam mengeluarkan sesuatu yang dapat membahayakan saluran napas.

Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh. Akan tetapi, batuk juga merupakan gejala yang menandakan adanya sesuatu penyakit yang membuat orang tersebut batuk. Contoh, ketika terjadi infeksi pada saluran napas. Pada saat itu, akan diproduksi dahak atau lendir. Badan akan berusaha mengeluarkan dahak atau lendir tersebut dalam bentuk batuk.

Batuk berdasarkan waktu terjadinya dibedakan menjadi dua, akut dan kronis. Hal itu harus dipahami karena masih terdapat kesalahan pengertian antara akut dan kronis di masyarakat. Persepsi pada masyarakat, akut itu identik dengan berat. Padahal, tidak seperti itu. Akut bila batuknya baru atau hitungannya hari. Sedangkan kronis bila batuk sudah berlangsung lama, hitungannya mingguan.

Secara teori aturan mainnya dikatakan kronis bila batuk berlangsung lebih dari empat minggu. Ada berbagai pendapat, bila batuk selama 2-3 minggu tanpa jelas faktor penyebabnya dicurigai tuberkulosis. #Batuk akut biasanya disebabkan infeksi saluran napas akut (ISPA) atau terdapat infeksi pada daerah saluran napas atas di mana pun lokasinya. Sementara pada batuk kronik, banyak yang menjadi penyebabnya.

Namun, kalau diurutkan berdasarkan banyaknya kasus, batuk kronis biasanya terjadi akibat dari kelainan pada daerah hidung dan tenggorokan. Contohnya, terjadi infeksi sinus dan kelainan pada lambung. Batuk kronis biasanya karena paiyakit TB paru. Penyakit TB dapat menjangkiti berbagai bagian tubuh, namun yang paling sering paru-paru.

Batuk pada penderita TB tidak dapat dibedakan dengan batuk lainnya. Hanya, batuk pada TB biasanya berlangsung lama mencapai 2-3 minggu dan faktor penyebabnya tidak jelas. Batuk bisa muncul dalam bentuk batuk kecil sampai batuk hebat dengan mengeluarkan dahak, bahkan darah.

Batuk pada penderita TB ada gejala penyertanya. Seperti demam tidak terlalu tinggi sifatnya hilang timbul. Demampya bisa turun dengan sendirinya. Misalnya, sore demam dan menjelang malam berkeringat banyak, sementara demam mulai turun. Nafsu makan berkurang sehingga berat badan turun. Dampaknya, pasien terlihat kurus.

Mungkin timbul pertanyaan, kapan sebaiknya orang berobat ke dokter? Pada umumnya ketika batuk menyerang, orang biasanya mengobati sendiri dengan cara membeli obat yang tersedia secara bebas di pasaran. Ketika batuk tak kunjung berhenti, dia baru datang ke sarana pelayanan kesehatan.

Bila keluhan yang dirasakan tetap, bisa tunggu beberapa hari sebelum ke dokter. Tapi kalau baru batuk sehari, keluhan bertambah berat maka jangan tunggu lagi segera berobat ke dokter, dikhawatirkan terkena radang paru-paru atau #pneumonia.

Jangan ada pemikiran batuk akut itu hanya merupakan pertanda dari penyakit yang ringan-ringan saja. Batuk akut bisa juga merupakan pertanda penyakit berat, seperti pada kasus radang paru-paru. Cirinya, panas mendadak tinggi, batuk disertai sesak napas. Kalau kondisi yang terjadi seperti itu maka harus segera ke fasilitas kesehatan.

Kesadaran orang untuk mau berobat juga penting. Terkadang, orang lupa sudah batuk selama 2-3 minggu dan dibiarkan. Segera datang ke fasilitas kesehatan agar dapat diketahui penyebabnya dan segera diobati.

Agar Batuk Tidak Menulari Orang Lain

Batuk bisa menyerang siapa saja. Batuk juga merupakan gejala dan satu penyakit. Ketika terserang batuk, ada beberapa upaya yang perlu dilakukan agar orang tidak tertular. Salah satunya dengan menerapkan #etiket batuk. Berikut caranya:
  • Mengenakan masker ketika batuk.
  • Menutup mulut dan hidung ketika batuk/bersin memakai tisu. Jangan membuang tisu bekas tersebut pada sembarangan tempat, tapi buanglah di tempat sampah.
  • Bila tidak ada tisu, pakai lengan atas pakaian untuk menutup mulut dan hidung ketika batuk/bersin.
  • Jangan memakai tangan untuk menutup mulut atau hidung ketika batuk/bersih. Kuman dapat menempel pada tangan, kemudian menempel juga pada benda yang dipegang orang tersebut. Orang sehat yang memegang benda tersebut dapat tertular kuman juga.
  • Ketika berhadapan dengan orang, batuk sebaiknya tidak pada tempat tertutup tetapi . harus ada ventilasi dan pencahayaan yang baik. Orang batuk akan menyemburkan aetosol (cairan dari dalam tubuh ke luar). Bersamaan dengan itu, kuman ikut menyembur. Sekali batuk, jutaan kuman dikeluarkan. Kalau terisap orang sehat dan masuk saluran napas, orang tersebut dapat menjadi sakit. Bila ventilasi baik, sebelum sampai ke orang yang berada di depannya sudah tertiup angin sehingga tidak sampai terhirup orang lain. Sementara pada ruang tertutup, kuman akan bersirkulasi sehingga kalau terhirup orang yang ada di sana berpotensi untuk sakit/
  • Kalau sedang batuk sebaiknya tidak berada dalam ruangan yang menggunakan AC.
Maman Malmsteen
Maman Malmsteen Aktif menulis sejak tahun 1986 di media massa. Menjadi announcer di Radio Fantasy 93,1 FM sejak tahun 1999. Menjadi Blogger sejak tahun 2010. Sekarang aktif sebagai Content Writer untuk beberapa Blog/Website.

Posting Komentar untuk "Memahami Batuk Akut dan Batuk Kronis, Apa Perbedaannya?"

Follow Berita/Artikel Jendela Informasi di Google News