iklan space 728x90px

Terapi Sel Punca (Stem Cell) Dalam Suatu Tinjauan


Jendela Informasi - Terapi sel punca atau yang lebih populer dengan sebutan stem cell, kini semakin mudah diakses masyarakat di tanah air. Jika beberapa tahun silam terapi ini hanya bisa didapatkan di luar negeri, tak demikian halnya dengan saat ini.

Hal itu menjadi salah satu faktor yang membuat terapi sel punca kian booming di kalangan masyarakat Indonesia. Meskipun, bagi sebagian besar masyarakat, biaya untuk mengaksesnya masih cukup mahal.

Terapi sel punca menjadi booming karena sel punca sudah bisa diproduksi di Indonesia. Hingga kini, tercatat 11 rumah sakit pemerintah di Indonesia yang berhasil mengembangkan terapi sel punca, dengan tingkat keberhasilan mencapai hampir 100 persen.

Di tanah air, terapi sel punca dilakukan dengan mengambil materi dari tubuh pasien itu sendiri. Istilahnya, antologus. Untuk melakukan terapi sel punca, sel punca bisa diambil dari beberapa bagian tubuh, seperti sumsum tulang belakang, lemak, tali pusat, hingga darah.

Proses pengambilan dan pengembangbiakan sel punca membutuhkan waktu sekitar tiga minggu. Dari yang jumlahnya satu, sel akan berkembang biak menjadi berkali-kali lipat. Mekanisme Stromal Vascular Fraction (SVF) adalah sel heterogen yang didapat dari jaringan lemak tubuh pasien itu sendiri. Proses pemisahan SVF dari jaringan lemak dilakukan dengan bantuan enzim maupun dengan teknik sentrifugasi.

Dalam prosesnya, yang diambil bukan cuma satu sel, tapi ada empat jenis sel punca, yang semuanya akan dikembalikan lagi ke dalam tubuh. Sel-sel temannya itu nantinya akan membantu tubuh meregenerasi sendiri.

Terapi sel punca pada dasarnya adalah suatu tindakan untuk mengganti sel yang rusak, hilang, atau berkurang kemampuannya dengan sel induk yang mempunyai kemampuan berubah menjadi sel yang diperlukan. Singkatnya, tubuh manusia memiliki ratusan jenis sel berbeda yang penting untuk kesehatan setiap hari. Sel-sel tersebut bertanggung jawab untuk menjaga tubuh bekerja setiap harinya, seperti membuat jantung berdetak, otak untuk berpikir, ginjal untuk membersihkan darah, mengganti kulit yang terkelupas, dan seterusnya.

Tugas khusus dari sel punca adalah untuk menciptakan berbagai jenis sel tersebut. Sel punca adalah sumber untuk sel-sel baru. Pada saat membelah, sel punca dapat memperbanyak diri sendiri atau menjadi jenis sel yang lain. Contohnya, sel punca di kulit dapat menciptakan lebih banyak sel punca kulit atau dapat membuat sel kulit terdiferensiasi yang memiliki tugas spesifik seperti membuat pigmen melanin.

Rani menyebutkan, ada dua jenis terapi sel punca yang banyak dilakukan. Pertama, stem cell embrionik yang berasal dari tali pusat dan disimpan sesaat bayi dilahirkan. Kedua, adult stem cell, yang diambil dari jaringan dewasa, antara lain dari sumsum tulang, darah tepi, susunan saraf pusat, adiposit (jaringan lemak), otot rangka, maupun pankreas.

Tidak seperti adult stem cell, stem cell embrionik dapat berubah menjadi hampir semua jenis sel manusia. Sebagai contoh, adult stem cell darah hanya dapat menciptakan darah. Namun, stem cell embrionik dapat menciptakan darah, tulang, kulit, otak, dan seterusnya. Selain itu, stem cell embrionik juga diprogram secara alami untuk membuat jaringan dan organ yang tidak dibuat oleh stem cell dewasa. Sehingga, stem cell embrionik memiliki kapasitas natural yang lebih besar untuk memperbaiki organ yang sakit.

Praktik terapi sel punca mulai dilakukan di negeri Paman Sam pada 2005. Di Indonesia, terapi sel punca mulai dilaksanakan pada 2007 pada penderita penyakit jantung di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. Sutradara Iqbal Rais yang divonis kanker darah, juga menjadi pasien pertama yang melakukan terapi sel punca di Surabaya pada akhir 2011.

Di tanah air, terapi sel punca terutama dilakukan untuk menangani kelainan penyakit degeneratif. Boleh dikatakan, terapi ini pada dasarnya bersifat regeneratif. Artinya, sel punca mampu memperbaiki sel-sel yang mengalami proses degeneratif ataupun kerusakan, serta membantu membangun jaringan.

Dengan demikian, sel punca sangat potensial digunakan untuk pengobatan berbagai penyakit berat yang berhubungan dengan proses degeneratif, seperti kardiovaskuler, diabetes, hingga parkinson yang sulit disembuhkan dengan pengobatan medis konvensional.

Banyak ahli berpendapat bahwa terapi ini akan menjadi salah satu jawaban terhadap pengobatan masa depan. Terapi ini disebutkan akan menggeser model pengobatan konvensional yang mengandalkan pada obat-obatan.

Lalu, apakah terapi ini ampuh menyembuhkan penyakit tersebut?
Yang menjadi tolok ukur bukan sembuh dalam arti penyakit hilang 100 persen, tapi peningkatan quality of life. Dalam arti, untuk Anda yang memiliki penyakit kronis kan standar membaiknya berbeda. Misalnya, pasien stroke yang tadinya hanya bisa berbaring, setelah dilakukan terapi sel punca bisa duduk dan berpindah sendiri.

Tak hanya itu, di kalangan masyarakat perkotaan, terapi sel punca merambah dunia kecantikan. Dalam dunia kecantikan, manfaat terapi sel punca antara lain untuk proses antiaging, menghilangkan kerutan, memutihkan kulit, menghilangkan jerawat dan bekasnya, menghilangkan bekas luka, regenerasi sel-sel kulit, mengatasi luka bakar, melembabkan kulit, dan masih banyak lagi. Bahkan, terapi sel punca juga bermanfaat untuk menyediakan nutrisi bagi kulit.

Untuk mengatasi strechmark hingga kebotakan rambut juga bisa, bonusnya yaitu weight loss. Sementara itu, tren terapi sel punca juga dibarengi dengan kekhawatiran terhadap efek samping yang ditimbulkan. Mengenai efek samping, karena selnya diambil dari tubuh sendiri dan menggunakan sel inti yang dapat berregenerasi, maka efek sampingnya tidak ada. Bahkan, reaksi alergi pun tidak ada. [Sumber: Endah Asih/PRM/17092017]

Maman Malmsteen
Maman Malmsteen Aktif menulis sejak tahun 1986 di media massa. Menjadi announcer di Radio Fantasy 93,1 FM sejak tahun 1999. Menjadi Blogger sejak tahun 2010. Sekarang aktif sebagai Content Writer untuk beberapa Blog/Website.

Posting Komentar untuk "Terapi Sel Punca (Stem Cell) Dalam Suatu Tinjauan"

Follow Berita/Artikel Jendela Informasi di Google News