iklan space 728x90px

Tips Mengajarkan Membaca Pada Anak


Jendela Informasi - Perlu diketahui oleh orangtua bahwa usia TK masih dalam kategori PAUD (pendidikan anak usia dini) yang sifatnya baru stimulasi, baru ketika dalam usia SD merupakan usia stadium belajar. Sebetulnya, untuk usia TK, kemampuan belajar membaca anak masih berupa pengenalan, bukan harus mahir. 

Memang, ada sebagian anak yang memiliki kemampuan lebih cepat dalam hal membaca di usia dini. Hal itu tidak langsung menggambarkan bahwa anak tersebut memiliki kecerdasan yang lebih baik daripada teman-teman seusianya. Sebagai orangtua, kita tidak boleh langsung menyimpulkan terlalu cepat terhadap kondisi anak. Khawatir dan waspada boleh, tetapi jangan sampai berlebihan. Kekhawatiran diri kita sebagai orangtua, diekspresikan dalam bentuk "tekanan" dan tuntutan yang berlebihan terhadap anak.

Minat anak-anak untuk membaca, sebetulnya terkait dengan stimulasi anak dalam segi bahasa. Sejak lahir, bayi manusia sudah memiliki keinginan untuk berbicara. Menangis dan menggerakkan tubuh merupakan usaha bayi untuk menyampaikan keinginannya. Potensi kecerdasan berbahasa seorang anak, hanya tinggal potensi bila tidak dilatih atau dikembahgkan. Bahkan anak dengan hambatan bicara (tunarungu), sejauh organ bicaranya sehat, mereka akan menciptakan bahasa sendiri, bila tidak mendapatkan latihan bahasa isyarat.

Tidak ada salahnya mengajar anak prasekolah, membaca, asalkan mereka memang siap, punya minat, dan rasa ingin tahu yang kuat. Bagaimanapun, kesiapan anak untuk belajar membaca itu tidak sama. Pertama, orangtua perlu memahami dulu hubungan antara bahisa dan membaca. Potensi anak untuk membaca sebenarnya sudah ada sejak lahir. Sebab, sejak bayi pun, anak sudah diajak berbicara, belajar mengenal bahasa dan lingkungannya. Belajar membaca sebenarnya hanyalah kelanjutan dari belajar berbicara.

Kedua, ketika si kecil memegang buku dan berpura-pura membacanya, serta mulai bertanya-tanya mengenai kata-kata tertentu, itu menunjukkan bahwa minat baca anak mulai tumbuh. Anak akan melihat hubungan antara tulisan, bunyi kata, dan artinya. Jika hal itu sudah terjadi, artinya minat baca anak mulai tumbuh dan anak mulai mengerti fungsi tulisan.

Sebenarnya, tidak ada metoda khusus untuk "mempercepat" kemampuan anak membaca. Metode apa pun yang digunakan harus sesuai dengan gaya kebutuhan anak. Lantaran setiap anak memiliki kepekaan cara membaca yang berbeda satu sama lain. Selama orangtua melakukannya dalam suasana santai dan akrab, anak pun cepat menangkap apa yang dikenalkan padanya.

Membaca merupakan sebuah proses kompleks yang melibatkan kegiatan auditif dan visual untuk mendapatkan arti dari simbol berbentuk huruf ataupun kata. Kemampuan membaca itu terbagi menjadi dua yaitu: membaca teknis, kata-kata dapat dibaca dengan mudah oleh anak tanpa berpikir lagi dan memahami bacaan, berhubungan dengan kemampuan anak untuk menangkap makna kata-kata yang tercetak. Pada awalnya, anak membaca sekadar mengeja teks, baru kemudian dengan makna.

Beberapa tips untuk meningkatkan minat membaca pada anak:
  1. Untuk menggugah minat baca anak prasekolah dapat dimulai dengan membacakan cerita untuknya. Semakin sering membacakan untuknya, semakin sering pula anak "membaca" mengikuti kita.
  2. Biarkan anak melihat cara kita membaca untuk memperlihatkan padanya bahwa membaca adalah sesuatu yang menyenangkan dan sangat berguna.
  3. Ciptakan suasana nyaman untuk membaca. Misalnya, berikan bantalan-bantalan lucu dan tempatkan buku-buku yang mudah dijangkau anak.
  4. Dengarkan jika anak "membacakan" cerita. Jangan buru-buru memotong "bacaannya”, jika yang dibacanya itu tidak persis sama dengan kata-kata di buku. Selama itu masih mengingat jalan ceritanya, berarti dia sedang berusaha dapat membaca.
  5. Beri pujian dan kurangi kritikan. Pujian akan menjadi dorongan hebat bagi si kecil untuk terus belajar membaca dan kritikan akan membuat anak menjadi takut untuk belajar membaca.

Pada akhirnya mengajarkan membaca pada anak akan menjadi menyenangkan bila dimulai dengan menumbuhkan minat baca terlebih dahulu. Belajar membaca itu harus menjadi kesenangan bukan sekadar paksaan atas target. Salah satunya, terkait dengan cara mengajarkannya. Demikian, semoga bermanfaat.***

Maman Malmsteen
Maman Malmsteen Aktif menulis sejak tahun 1986 di media massa. Menjadi announcer di Radio Fantasy 93,1 FM sejak tahun 1999. Menjadi Blogger sejak tahun 2010. Sekarang aktif sebagai Content Writer untuk beberapa Blog/Website.

Posting Komentar untuk "Tips Mengajarkan Membaca Pada Anak"

Follow Berita/Artikel Jendela Informasi di Google News