iklan space 728x90px

Vertigo, Bukan Pusing Biasa

Kata vertigo berasal dari bahasa Yunani “vertere” yang artinya memutar. Saat penyakit ini menyerang, sang penderita merasakan ilusi gerakan: merasa lingkungan sekitar berputar, atau merasa dirinya sendiri berputar. Vertigo berbeda dengan rasa pusing (dizziness). Dizziness mencerminkan keluhan rasa gerakan yang umum dan tidak spesifik, rasa goyah, ataupun kepala ringan.

Vertigo biasanya terjadi bila terdapat gangguan pada organkeseimbangan telinga dalam, gangguan otak, atau gangguan saraf keseimbangan. Vertigo bukan merupakan satu gejala saja, akan tetapi lebih berupa kumpulan gejala somatik (gerakan mata ulang­alik di luar kemauan/nystagmus), gejala otonomik (pucat, keringat dingin, mual, dan muntah), serta perasaan pusing. Vertigo menduduki urutan ketiga tersering dikeluhkan pasien saat datang ke dokter. Untuk usia di atas 75 tahun, 50% pasien datang ke dokter dengan keluhan vertigo.

Penyebab
Tidak seperti keluhan pusing pada umumnya, vertigo memiliki beberapa penyebab yang sebaiknya dicari.
  • Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV): ini biasa dijumpai pada usia tua. Pencetusnya, gerakan kepala yang mendadak (misalnya menolehkan kepala). BPPV merupakan salah satu penyebab vertigo tersering. Biasanya disebabkan lepasnya fragmen­-fragmen kecil dalam labirin yang merangsang reseptor keseimbangan. Pada sebagian besar kasus, gejala dapat hilang dengan pengobatan.
  • Labirintitis: infeksi pada organ keseimbangan (labirin telinga dalam) akan menyebabkan peradangan struktur labirin, dan menimbulkan gejala vertigo. Infeksi sebagian besar disebabkan oleh virus, kadang-­kadang oleh bakteri. Biasanya (sekitar 50%) infeksi labirin didahului oleh infeksi saluran nafas atas (batuk, pilek).
  • Penyakit Meniere :penyakit dengan tiga gejala (triad) yaitu vertigo episodik, telinga berdenging (tinitus), dan hilangnya pendengaran (hearing loss). Penderita penyakit Meniere mengalami vertigo berat disertai gangguan pendengaran yang hilang­ timbul. Kadang­-kadang, terdapat periode gejala hilang sama sekali.
  • Neuroma Akustik: tumor jinak yang berasal dari selubung saraf kranial (nervus Vestibulocochlearis). Adanya tumor ini akan menyebabkan vertigo, telinga berdenging, dan hilangnya pendengaran. Bila tumor bertambah besar akan menekan struktur otak yang vital (batang otak atau otak kecil) dan dapat berakibat fatal.
  • Stroke: berkurangnya aliran darah akibat sumbatan atau pecahnya pembuluh darah pada struktur otak tertentu (batang otak atau otak kecil) dapat menyebabkan vertigo disertai juga dengan gejala nyeri kepala, kesulitan berjalan, serta kesulitan menggerakkan mata.
  • Cedera kepala atau cedera pada leher.
  • Gangguan sirkulasi otak, misalnya diakibatkan oleh penyakit diabetes melitus yang menyebabkan dinding pembuluh darah mengeras.
  • Obat-obatan: misalnya antibiotika golongan aminoglikosida atau obat kejang.
  • Penggunaan alkohol atau kokain. Setiap keluhan vertigo sebaiknya dikonsultasikan ke dokter untuk dicari penyebabnya, dan sesegera mungkin diobati. Saat berkonsultasi, dokter akan menanyakan riwayat penyakit. Misalnya menanyakan ada­ tidaknya keluhan mual ­muntah, apakah vertigo hilang­ timbul atau menetap. Pertanyaan lain adalah gangguan mata, gangguan pendengaran, serta gejala lainnya seperti sakit kepala, gangguan kesadaran, kelemahan, dan gangguan berbicara. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik umum dan pemeriksaan neurologis, bila dicurigai adanya gangguan otak, dokter akan menganjurkan pemeriksaan neuro imaging (CTscan kepala atau MRIkepala).

Pengobatan
Sebagian besar vertigo tidak diketahui penyebabnya, akan tetapi bila ditemukan harus segera diobati. Misalnya pada vertigo yang disebabkan oleh infeksi bakteri, diperlukan pengobatan dengan antibiotika. Pada vertigo yang disebabkan stroke, dilakukan pengobatan terhadap stroke dan faktor risikonya. Bila disebabkan oleh neuroma akustik, perlu dipertimbangkan terapi bedah atau terapi radiasi.

Pada kasus vertigo yang tidak ditemukan penyebabnya, diberikan terapi simtomatik untuk mengurangi gejala. Obat yang diberikan bertujuan mengurangi gejala vertigo (rasa berputar) dan gejala otonom (mual, muntah). Pemberian obat simtomatik diberikan dalam jangka waktu pendek agar pasien dapat mobilisasi dan dapat melakukan terapi rehabilitasi. Beberapa obat yang sering digunakan untuk pengobatan vertigo adalah golongan antihistamin (sinarisin, dimenhidrinat), penghambat  kanal kalsium (flunarizine), dan golongan histaminik (betahistin). Terapi rehabilitasi dilakukan setelah gejala berkurang. Tujuannya menimbulkan serta meningkatkan kompensasi sentral dan habituasi pada pasien vertigo. Pada BPPV dapat dilakukan metode latihan vestibular (metode brandt­daroff).

Pada kasus vertigo akibat stroke, pencegahan dapat dilakukan dengan mengobati faktor risiko stroke. Misalnya mengobati tekanan darah tinggi, mengobati kadar kolesterol tinggi, istirahat cukup, dan tidak merokok. Vertigo yang disebabkan oleh gangguan telinga sebagian besar dapat membaik bila diobati. Sedangkan vertigo yang disebabkan oleh gangguan otak, kemungkinan untuk sembuh ditentukan oleh seberapa berat gangguan otak yang sudah terjadi.
Maman Malmsteen
Maman Malmsteen Aktif menulis sejak tahun 1986 di media massa. Menjadi announcer di Radio Fantasy 93,1 FM sejak tahun 1999. Menjadi Blogger sejak tahun 2010. Sekarang aktif sebagai Content Writer untuk beberapa Blog/Website.

Posting Komentar untuk "Vertigo, Bukan Pusing Biasa"

Follow Berita/Artikel Jendela Informasi di Google News